Wisudawan terbaik Unesa Yuli Astutik. DOK Unesa
Wisudawan terbaik Unesa Yuli Astutik. DOK Unesa

Tetap Berprestasi di Tengah Kesibukan Segudang, Wisudawan Terbaik Unesa Ini Bagikan Tipsnya

Renatha Swasty • 06 Februari 2024 17:12
Jakarta: Yuli Astutik tak berhenti belajar meski sibuk mengajar, meneliti, dan menjadi Koordinator Prodi Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Bahkan, dia berhasil meraih IPK sempurna alias 4,00 di Program Doktor Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
 
Yuli berhasil menyelesaikan studi S3 Bahasa dan Sastra, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa. Dia juga menjadi wisudawan terbaik dalam Wisuda ke-109 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) jenjang Ahli Madya, Sarjana Terapan, Sarjana, Magister dan Doktor di Graha Unesa pada Kamis, 1 Februari 2024.
 
Di tengah kepadatan jadwal tersebut, Yuli harus pandai membagi waktu sedetail mungkin antara jadwal di kampus dan menemani sang suami sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Yuli sendiri merupakan bagian dari Jalasenastri atau istri perwira TNI Angkatan Laut.

"Banyak sekali tantangannya, tetapi ya kewajiban di prodi harus dijalani, kuliah pun harus dinikmati, meski dengan upaya yang luar biasa," ucap Yuli dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa, 6 Februari 2024.
 
Perempuan kelahiran 16 Agustus 1984 itu juga menjalani short course di UTS Insearch Gramedia (UIG) University of Technology Sydney, Australia. Baginya, menimba ilmu di Negeri Kanguru merupakan kesempatan yang tidak akan terulang lagi.
 
Perempuan yang senang memelihara kucing dan minum kopi itu membagikan kiat bisa meraih prestasi di tengah berbagai kesibukan yang dijalani. Pertama, memiliki keyakinan dan semangat tinggi dalam belajar.
 
“Keyakinan itu pilar utama dalam melakukan apa pun. Kalau diri sendiri sudah tidak yakin dengan apa pun, apalagi ketika berkuliah, pasti akan susah untuk ke depannya,” papar dia.
 
Kedua, mengorbankan waktu tidur untuk menyelesaikan tugas. “Ketika selesai mengajar, saya jarang tidur, bergegas mengerjakan tugas-tugas kuliah. Waktu saya banyak dihabiskan untuk mengejar ilmu,” ungkap dia.
 
Ketiga, bisa menyeimbangkan diri. “Aktivitas padat membuat sempat tumbang atau kelelahan sampai opname di rumah sakit, karena harus wira-wiri Surabaya-Riau. Namun, saya tidak mau kalah dengan keadaan. Sakit bukan alasan untuk berhenti,” ujar dia.
 
Keempat, doa dan dukungan orang tua, anak, serta suami. Yuli sempat shock ketika ujian disertasi, karena ibunya kembali masuk rumah sakit. Sedangkan, dia tidak mendapatkan informasi dari keluarga tentang kondisi ibunya.
 
“Saya baru tahu setelah membaca WA setelah ujian. Tapi saya tahu, maksud suami saya seperti itu, agar fokus melakukan ujian. Terima kasih untuk keluarga tercinta, pembimbing, dosen, dan pimpinan Unesa,” ucap dia.
 
Baca juga: Wisuda Doktor di Usia 77 Tahun, Windiyati Raih IPK Nyaris Sempurna di Unesa 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan