Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, menilai hal ini menambah ironi dunia pendidikan. Kasus yang terjadi telah merusak tujuan pendidikan.
"Ini patut menjadi alarm. Saya rasa sudah waktunya kita mengatakan sekolah kita darurat kekerasan, termasuk kekerasan seksual," ujar Satriwan dalam siaran langsung di akun Instagram @fomo_fokusmedcom dikutip Selasa, 1 Oktober 2024.
Menurutnya, kasus-kasus kekerasan di sekolah merusak pembangunan karakter yang seharusnya terjadi di sekolah. Sebab, segala bentuk kekerasan menghambat perkembangan potensi peserta didik.
"Kedua hal ini tidak sesuai dengan prinsip pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran yang aman, adil, berpihak pada anak, tidak diskriminatif, dan melanggar hak anak. Karena banyaknya fenomena kekerasan seksual dan menyimpang di sekolah," tutur dia.
Satriwan menyebut tujuan pendidikan tidak tercapai karena banyaknya fenomena kekerasan. Termasuk, kekerasan seksual hingga perilaku menyimpang.
Dia menekankan perlu ada gerakan nasional pencegahan dan penanganan kasus kekerasan hingga kekerasan seksual. Dia berharap hal itu menjadi perhatian Presiden-Wakil Presiden RI Terpilih 2024-2029, Prabowo Subainto-Gibran Rakabuming Raka.
"Pemerintahan baru harus menjalankan semacam aksi nasional bagaimana untuk pencegahan kekerasan dan kekerasan seksual di semua satuan pendidikan. Dan semua harus terlibat, sifatnya gerakan masih oleh semua stakeholder pendidikan," tegas dia.
Baca juga: 39% Pelaku Kekerasan di Sekolah Adalah Teman Sebaya Korban |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id