“Dari perwujudan kedua ekor komet (debu dan gas) yang bisa diamati, dapat diperoleh pemahaman pada sifat intrinsik komet, serta pada bagaimana kondisi cuaca antariksa pada saat itu," kata Emanuel.
Selain itu, dari perjalanan komet, setidaknya sampai Desember 2022 bisa dilihat apakah komet tersebut mengakhiri hidupnya dengan menghujam ke Matahari ataukah melanjutkan lintasannya keluar dari Tata Surya.
"Lalu bagaimanakah perjalanannya kemudian," tutur Emanuel.
Fenomena melintasnya komet ini merupakan kesempatan yang baik bagi ilmuwan untuk mengamati komet K2 lebih dekat dan bagi penggiat astofotografi untuk memotretnya. Setiap komet memiliki keunikan yang menarik untuk dikaji secara ilmiah dan untuk diabadikan kenampakannya melalui bidikan kamera.
“Harapan terbesar dari pengamatan singkat seperti ini adalah memberikan wawasan dan informasi kepada masyarakat Indonesia, bahwa bangsa Indonesia sudah mempunyai sebuah observatorium astronomi di wilayah Nusa Tenggara Timur yang bisa dimanfaatkan untuk riset keantariksaan bersama dengan BRIN,” ujar Emanuel.
Baca juga: Cahaya Spiral Misterius Terlihat di Langit Selandia Baru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id