“Biasanya daerah pedalaman, karena jumlah muridnya sedikit jadi seolah-olah tidak prioritas padahal tetap saja mereka harus belajar di sekolah yang aman, jangan dianaktirikan,” kata Hetifah kepada Medcom.id, Jumat 9 Juli 2018.
Saat kunjungan kerja ke daerah, Hetifah menemukan sekolah yang tidak memadai untuk belajar. Khususnya di daerah-daerah terpencil dan kepulauan dengan akses medan yang sulit dijangkau.
“Saya juga pernah melihat misalnya lantainya yang terbuat dari kayu karena dia kayak sekolah panggung tapi lantainya bolong itu kan anak anak bisa kejeblos dan atapnya juga ada yang bisa ambruk,” terang Hetifah.
Baca: Menyedihkan, 1,3 Juta Ruang Kelas Rusak
Hal ini menjadi dilema tersendiri. Di satu sisi bangunan sekolah di daerah hanya diisi segelintir peserta didik. Namun, bukan berarti sarana dan prasarana tak menjadi perhatian.
“Karena dianggap sulit dijangkau dan faktor geografinya sulit, jadi tidak kelihatan dan kalau pengawasan tak ketahuan,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi X DPR RI membentuk Panitia Kerja (Panja) prasarana pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Hal itu terkait kondisi sarana dan prasarana pendidikan di Tanah Air yang masih buruk, di mana 75 persennya dalam kondisi memprihatinkan.
“Dari jumlah ruang kelas di seluruh Indonesia, 1,3 juta ruang kelas (di antaranya) rusak,” kata Hetifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id