Pernyataan itu digarisbawahi Dewan Pengarah Siberkreasi, Tony Seno. Menurutnya, pengguna dapat memilih model AI yang tidak dapat disensor. Artinya, AI bisa saja dirancang untuk tidak memedulikan persoalan etika.
"Karena tidak peduli sama etika, kita bisa menyatakan segala pertanyaan yang positif, yang negatif, yang berbahaya, yang nyerempet, yang jahat, dan sebagainya. Dan dia akan merespons," kata Tony saat menjadi pembicara dalam Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertema Proyeksi Perkembangan Teknologi Digital 2024, Senin, 22 Januari 2024.
Tony mengatakan teknologi kecerdasan buatan sudah menjadi realitas. Salah satu yang menarik adalah AI generative yang dapat menciptakan berbagai hal. Mulai dari gambar, foto, musik, hingga hal lainnya.
Dia mencontohkan AI Large Language Model (LLM) yang dapat merespon percakapan. LLM ini mirip dengan ChatGPT yang lebih dulu terkenal.
Penggunaan AI generative ini, kata Tony, sangat bermanfaat bagi pekerjaan-pekerjaan kita. "Namun, kemampuan memanfaatkan ini membutuhkan literasi digital dan keahlian data sains," kata dia.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Zulfadly mengatakan proyeksi digital 2024 menggunakan prinsip internet tangguh, ekosistem tumbuh.
"Proyeksi digital 2024 tidak bisa dipisahkan dari pembangunan infrastuktur utama," kata dia.
Mengacu data APJII 2023, Zulfadly memaparkan ada 215 juta orang Indonesia sudah melek internet. Angka ini merupakan daya tarik tersendiri bagi perusahaan asing.
"Ini merupakan potensi pasar digital yang besar, untuk wirausaha dalam negeri," kata dia.
Yang tidak kalah penting, kata Zulfadly, adalah dukungan kebijakan dan regulasi dari pemerintah. Pemerintah daerah, misalnya, dapat membuat regulasi yang mendukung meluasnya akses internet yang murah dan terjangkau.
Baca: Kominfo Tekankan Tata Kelola AI Krusial untuk Perlindungan Privasi |
Technology Director Microsoft Indonesia, Panji Wasmana, menyatakan tren teknologi 2024 masih akan didominasi kecerdasan buatan. Hal ini disampaikannya sambil mengutip data dari Gartner Top 10 Technology Trends 2024 yang secara konsisten menyebut tekonologi AI dalam laporannya.
"Ada potensi ekonomi sebesar USD1 triliun sampai 2030 pada saat kita membicarakan pemanfaatan teknologi AI," kata Panji.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi ekonomi sebesar USD336 miliar terkait kecerdasan buatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News