"Ada tiga strategi inovasi teknologi kesehatan nasional yang digalakan pemerintah untuk mewujudkan ketahanan di bidang kesehatan," tutur Dante dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Februari 2023.
Ketiga strategi itu ialah inovasi obat dan alat kesehatan (alkes) untuk meningkatkan produksi lokal, inovasi teknologi digital untuk mengintegrasikan data dan mendekatkan layanan kesehatan, serta inovasi bioteknologi untuk kedokteran yang lebih presisi.
Dante menekankan resiliensi kesehatan perlu lantaran pola epidemi penyakit di Indonesia berubah dari waktu ke waktu. Pada 1990-an, teknologi kedokteran mencatat kematian akibat penyakit disebabkan oleh infeksi.
Pola tersebut berubah 20 tahun kemudian, yaitu dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular. Bahkan, penyakit seperti stroke, penyakit jantung, diabetes, dan sirosis menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia.
"Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 625 ribu per tahun dengan menelan biaya sebesar Rp14,3 triliun," tutur dia.
Dante menyebut perlu sinergi dari berbagai pihak, termasuk universitas untuk menciptakan inovasi. Hal itu demi terwujudnya resiliensi di bidang kesehatan.
“Universitas, sebagai pusat ilmu pengetahuan, berperan penting dalam mendorong inovasi kesehatan. Kerja sama universitas dengan berbagai pihak akan mampu menciptakan ketahanan obat dan alat kesehatan (alkes), produk digital, dan kedokteran presisi bagi masyarakat,” ujar Dante.
Pemerintah mendorong seluruh pihak berfokus pada produksi vaksin, obat, dan alat kesehatan berteknologi tinggi dengan produksi lokal. Dalam dua tahun terakhir, Indonesia telah berhasil memproduksi 7 dari 14 jenis vaksin antigen dan TBC, memproduksi 6 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak dikonsumsi, serta meningkatkan belanja 16 dari 19 alkes terbesar produksi dalam negeri.
“Kami memetakan obat, vaksin, dan alkes yang telah dan sedang dikembangkan untuk menjadi referensi prioritas riset bagi universitas. UI merupakan salah satu yang fokus untuk itu dan beberapa produk telah dihasilkan, seperti alat deteksi, obat, atau alat kesehatan yang terus berjalan," ujar dia.
Dante mengatakan obat yang telah dikembangkan, yaitu Trastuzumab, HyFC EPO, Albumin (derivat plasma), IVIg (derivat plasma), FVIII (derivat plasma), dan Adalimumab.
Sementara itu, terkait inovasi teknologi digital, pemerintah berupaya mengintegrasikan data untuk mendekatkan layanan kesehatan. PeduliLindungi akan bertransformasi menjadi aplikasi SatuSehat yang akan menyatukan data dari berbagai stakeholder.
Kemudian menjadi Citizen Health App dan menjadi one-stop-service untuk catatan kesehatan setiap orang. Aplikasi SatuSehat ini telah diujicobakan di 2.893 (77.04 persen) puskesmas dan 370 (31 persen) rumah sakit di Jawa-Bali dan akan dikembangkan di seluruh Indonesia.
Dante menyebut melalui aplikasi ini, masyarakat dapat berobat ke fasilitas kesehatan lain tanpa harus memasukkan data kembali karena data lama telah tersimpan. Dokter dapat langsung mengecek riwayat penggunaan obat, perawatan, dan sebagainya.
Interoperabilitas ini diharapkan dapat memberi perubahan signifikan untuk menghemat waktu dan paperless demi layanan yang lebih baik. Dante mengatakan untuk mempercepat lahirnya inovasi teknologi digital, universitas perlu memperluas kerja sama mitra dengan startup, donor, industri alat kesehatan, fasilitas kesehatan, dan komunitas.
Adapun, untuk inovasi bioteknologi kedokteran presisi, pemerintah akan menggabungkan data klinis, data empiris, dan data genomik untuk meningkatkan akurasi penanganan penyakit. Pada awal perkembangannya, ilmu kedokteran menggunakan intuisi (intuitive medicine) sebagai metode pengobatan.
Seiring berkembangnya teknologi, kedokteran menjadi berbasis pada bukti (evidence based medicine). Namun, dengan evidence based medicine, tidak semua efek samping bisa diprediksi karena data yang dikumpulkan tidak homogen.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi kedokteran presisi yang akan memberikan efek untuk diagnosis yang lebih pasti, lebih dini, dan pengobatan yang lebih baik.
“Kedokteran presisi akan memberi efek samping lebih kecil sehingga secara genomik dokter dapat memberikan obat yang paling cocok kepada pasien," ujar dia.
Dante mencontohkan pada kasus kanker payudara, penyakit ini dulu dideteksi dengan mammografi dan pasien diperiksa pada usia 50 tahun. Dengan kedokteran presisi, mutasi gen BRCA penyebab kanker dapat dideteksi lebih dini.
"Dengan memetakan gen, mutasi gen BRCA dapat diketahui sehingga penderita dapat diperiksa pada usia 20 tahunan,” kata Dante.
Rektor UI, Ari Kuncoro, memastikan UI berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang inovatif, mandiri, inklusif, bermartabat, serta unggul di level Asia Tenggara dan dunia. UI terus bergerak mengedepankan kolaborasi dengan pemerintah dan mitra industri untuk kemajuan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi yang berdampak bagi masyarakat.
“Saat ini, produk inovasi UI telah mencakup bidang pangan, kesehatan, rekayasa keteknikan, bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, serta keamanan," papar Ari.
Dia mengatakan produk-produk ini merupakan hasil kolaborasi multidisipliner antara fakultas dan industri. Dia mengapresiasi seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang telah berupaya memajukan pendidikan di Universitas Indonesia.
Ari menyebut ke depan UI berkomitmen mendukung strategi inovasi teknologi yang diusung pemerintah dalam upaya meningkatkan resiliensi kesehatan.
Peringatan Dies Natalis Ke-73 UI ini menjadi pembuka rangkaian acara yang puncaknya akan digelar pada 22 Februari 2023. UI menggelar berbagai lomba yang dapat diikuti oleh sivitas akademika UI dengan mengusung tema “Inovasi untuk Indonesia Unggul”.
Baca juga: Wamenkes: HKN ke-58 Momentum Menuju Indonesia Sehat dan Tangguh |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News