Ia meminta kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa membatalkan perubahan sekolah tersebut. Pria yang disapa Gomad itu memohon SMA N 1 Bangil untuk tidak dihilangkan.
"Kami mohon kebesaran hati ibu Gubernur Jatim. Jangan dihilangkan sekolah kami ini, sekolah yang kami banggakan, kami cintai, sekolah yang merakyat namun selalu bisa menghasilkan lulusan yang berperan buat bangsa ini di segala bidang," tutur Gomad kepada Medcom.id, Rabu, 29 Desember 2021.
Ia menyatakan jika permintaan itu adalah suara dari para alumni SMAN 1 Bangil, para guru dan purna guru, bahkan sebagian masyarakat Bangil. Dia menjelaskan keberadaan SMAN 1 Bangil tak bisa digantikan dengan SMAN Taruna Madani yang tidak ramah terhadap masyarakat.
Dia memaparkan jika SMAN 1 Bangil menjadi satu-satunya pilihan sekolah negeri bagi empat kecamatan di sekitarnya. Tak ada lagi sekolah yang dapat menjadi pilihan berdasarkan sistem zonasi di daerah tersebut.
Baca: Ini Masalah Imbas Perubahan SMAN 1 Bangil jadi SMAN Taruna Madani
SMAN Taruna Madani, kata dia, tidak mengadopsi sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sesuai ketentuan Permendikbudristek Nomor 1 tahun 2021. Artinya SMAN Taruna Madani bisa menerima siswa di luar wilayah Bangil, bahkan luar Jatim.
Selain itu dari sisi biaya, SMAN Taruna Madani dinilai mencekik keuangan masyarakat. Sebelumnya, Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP) SMAN 1 Bangil hanya Rp150 ribu per bulan.
Dengan menjadi SMAN Taruna Mandani Jawa Timur, pihak sekolah disebut melakukan pembedaan terhadap Biaya Masuk Sekolah bagi siswa dengan Kartu Keluarga (KK) Jatim dengan KK siswa di luar Jatim. Untuk KK Jatim biaya masuk yang dibebankan ialah sebesar 12,5 juta dan 17,5 juta untuk siswa dengan KK di luar Jatim.
Selain itu, kata dia, siswa juga dibebankan SPP dan asrama sebesar Rp2,5 juta per bulan. Informasi itu didapat Gomad dari instagram dan website sekolah sebelum akhirnya informasi itu dihapus oleh pihak sekolah.
"Ada juga syarat yang bersifat diskriminatif yakni diberlakukannya syarat minimal tinggi dan berat badan proposional. Belum lagi uang seragam, buku dan lain-lain. Sementara warga Bangil tak semuanya karyawan. Banyak yang kadang kerja hari ini yah untuk hidup dua sampai tiga hari kedepan," lanjut dia.
Jika pemerintah tetap ingin ada SMAN Taruna Madani, pihaknya menyarankan sistem tumpang. Kapasitas SMAN 1 Bangil digunakan 30 persen kapasitasnya untuk SMAN Taruna Madani.
"Dikembangkan di situ dua sampai tiga tahun, kemudian saat siap melepaskan diri di tempat yang sudah disiapkan," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News