Ilustrasi kuliah. DOK istock
Ilustrasi kuliah. DOK istock

Pelajar Indonesia Meninggal Saat Dampingi Delegasi RI, Mahasiswa Diminta Tak Ladeni Tawaran Fasilitasi Pejabat Publik

Renatha Swasty • 09 September 2025 21:03
Jakarta: Seorang pelajar Indonesia yang tengah kuliah di Belanda, Muhammad Athaya Helmi Nasution, meninggal saat mendampingi delegari RI dalam rangkaian pertemuan dengan otoritas Austria. Menurut hasil otopsi forensik, almarhum mengalami heatstroke hingga berujung pada stroke setelah dari pagi hingga malam hari beraktivitas sebagai pemandu.
 
Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya anggota PPI Groningen itu. PPI Belanda menegaskan keterlibatan mahasiswa/i dalam memfasilitasi kunjungan pejabat publik di luar negeri berpotensi menempatkan mereka pada situasi tidak aman dan penuh risiko.
 
"Menolak keras segala bentuk permintaan maupun praktik pemfasilitasan perjalanan dinas pejabat publik oleh mahasiswa/i, terlebih jika dilakukan tanpa kontrak resmi, perlindungan hukum, dan mekanisme yang jelas," tulis PPI Belanda dalam pernyataannya dikutip dari akun Instagram @ppibelanda, Selasa, 9 September 2025. 

PPI Belanda menghimbau seluruh mahasiswa/i Indonesia di Belanda tidak menerima tawaran untuk memfasilitasi perjalanan pejabat publik, terutama yang datang melalui jalur pribadi atau jaringan pertemanan. Pihaknya juga mendorong agar setiap ajakan pemfasilitasan segera dilaporkan kepada PPI Belanda, baik melalui sosial media atau menghubungi pengurus PPI. 
 
Baca juga: Pelajar Indonesia Meninggal saat Dampingi Delegasi RI di Austria 

Pihaknya juga menuntut akuntabilitas, transparansi, dan pertanggungjawaban dari pihak EO. Koordinator Liaison Officer harus segera merespons peristiwa meninggalnya almarhum.
 
"Menuntut akuntabilitas dari KBRI Den Haag serta KBRI di berbagai negara lainnya untuk menghentikan pelibatan mahasiswa dalam kunjungan atau perjalanan pejabat publik di luar negeri tanpa koordinasi resi dengan PPI. Sebagai perwakilan negara sudah seharusnya memberikan perlindungan dan keamanan untuk setiap WNI, termasuk pelajar Indonesia di Belanda," tulis pernyataan itu. 
 
Selain itu, PPI Belanda meminta kerja sama PPI di seluruh dunia meningkatkan kewaspadaan dan mencegah keterlibatan mahasiswa/i dalam praktik serupa agar tidak ada lagi korban di kemudian hari. PPI Belanda juga mendorong peran PPI Dunia untuk segera mempercapat pembahasan Undang-Undang Perlindungan Pelajar serta membawa diskusi rancangan undang undang Perlindungan Pelajar kepada penangku kebijakan.
 
"Kami berharap semua pihak terkait dapat mengambil tanggung jawab penuh, agar tragedi serupa tidak pernah terulang kembali. Jangan sampai ada lagi peiajar indonesia yang menjadi korban atas praktik kerja eksploitatif unuk kepentingan pejabat negara," tegas PPI Belanda. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan