Ilustrasi sekolah. Medcom.id
Ilustrasi sekolah. Medcom.id

Teori Asam Basa Menurut Ahli Beserta Contoh

Medcom • 02 Maret 2023 19:43
Jakarta: Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita temui senyawa asam basa, mulai dari makanan hingga barang-barang yang digunakan dalam keperluan sehari-hari. Perlu diketahui, asam basa merupakan larutan elektrolit yang memiliki ciri khas masing-masing. Mengenai senyawa tersebut, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai teori asam basa, simak penjelasannya!

Teori-teori Asam Basa menurut ahli

Ahli mengemukakan pendapatnya mengenai teori Asam Basa dengan pandangan berbeda. Berikut beberapa teori Asam Basa menurut tiga ahli:

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Teori pertama dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori tersebut mengorelasikan sifat keasaman dengan Ion Hidrogen atau H+ yang pertama kali dicetuskan pada 1984.
 
Berdasarkan teori Arrhenius, apabila zat asam dilarutkan dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ pada larutan tersebut. Misalnya, ketika asam klorida (HCL) serta asam asetat (CH3COOH) dilarutkan, maka persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida dan asam asetat, sebagai berikut:
 
HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)
CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

Melalui persamaan reaksi tersebut, akan diperoleh ciri khas, yaitu pelarut air zat tersebut akan berubah menjadi ion yang kemudian berubah menjadi hidrogen yang memiliki muatan positif dengan lambang H+, maka ion muatan negatif akan disebut dengan asam.
 
Sedangkan, basa dalam teori ini merupakan adalah zat yang jika dilarutkan dengan air akan menghasilkan ion OH-. Sebagai contoh, natrium hidroksida(NaOH) dan ammonium hidroksida (NH4OH), apabila dilarutkan akan terjadi persamaan reaksi basa sebagai berikut:
 
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)
NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)
 
Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida bisa menghasilkan banyak ion OH- yang disebut dengan basa kuat, dan sebaliknya dapat disebut dengan basa lemah. Maka, dapat disimpulkan teori ini menyatakan bahwa senyawa asam adalah senyawa yang melepaskan ion H+ atau ion hydronium H3O+ jika dilarutkan dalam air. Sementara itu, senyawa basa adalah senyawa yang melepaskan ion OH- jika dilarutkan dalam air.

2. Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry

Teori Asam Basa kedua dapat dikatakan sebagai teori yang muncul untuk menyempurnakan kekurangan pada teori Arrhenius, yakni dengan keterbatasan pelarut. Hanya senyawa air saja yang dapat menjelaskan reaksi dari Asam Basa yang terjadi pada fase cair, gas, dan padat. Saat senyawa asam klorida tersebut dilarutkan dengan air, HCL akan larut sempurna dan menghasilkan ion baru.
 
Reaksi Asam Basa Bronsted Lowry ada dua pasangan Asam Basa. Pasangan pertama adalah antara asam dengan basa konjugasi yang mana adalah spesi yang tersisa saat proton dipindahkan dari senyawa asam. Sementara itu, pasangan kedua adalah pasangan antara basa dengan asam konjugasi akibat tambahan dari proton ke senyawa basa.
 
Teori ini menjelaskan rumus kimia dari pasangan asam basa konjugasi yang hanya berbeda satu proton H+ saja. Teori ini juga merupakan penyempurnaan dari teori Arrhenius yang memiliki kekurangan tidak dapat berlaku untuk pelarut lain selain air.

3. Teori Asam Basa Lewis

Teori ketiga ini pertama kali dicetuskan pada 1923 oleh Gilbert Newton Lewis yakni seorang ahli kimia yang mengusulkan teori alternatif untuk memudahkan menggambarkan senyawa asam dan basa. Teori ini memandang bahwa asam dan basa adalah senyawa yang memiliki struktur serta ikatan.
 
Lewis berpandangan reaksi dari asam dan basa merupakan reaksi yang berasal dari serah terima pasangan elektron. Maka, terbentuklah suatu ikatan kovalen koordinasi dari reaksi tersebut. Menurutnya, asam merupakan sebuah molekul atau ion yang bisa menerima pasangan elektron. Sementara itu, basa adalah molekul atau ion yang dapat memberikan pasangan elektronnya.
 
Teori ini memiliki beberapa keunggulan, seperti dapat menjelaskan sifat asam basa dalam pelarut lain ataupun tidak memiliki pelarut. Selain itu, teori ini juga menjelaskan bagaimana sifat asam basa memiliki pasangan elektron bebas, misalnya pembentukan senyawa komplek. Tak hanya itu, teori asam basa Lewis hanya dapat menjelaskan mengenai sifat basa dari zat-zat organik, yakni DNA dan RNA yang memiliki atom nitrogen dengan pasangan elektron bebas.
 
Nah, itulah penjelasan ketiga teori asam basa yang dikemukakan oleh beberapa ahli. (Jessica Gracia Siregar)
 
Baca juga: Reaksi Redoks: Pengertian, Ciri, Konsep, dan Menentukan BIlangan Oksidasi

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan