Direktur Program INOVASI, Mark Heyward mengatakan INOVASI melakukan studi hasil belajar di sekolah-sekolah mitra INOVASI pascapandemi. "Berita baiknya, ada indikasi pemulihan pembelajaran, meskipun belum bisa pulih seperti sebelum pandemi. Dua tahun setelah pandemi, siswa mampu mengejar dua bulan ketertinggalan proses belajarnya," kata Heyward, dalam Diskusi BSKAP dengan Media, di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.
Heyward juga mengatakan, ada indikasi menurunnya kesenjangan antara hasil belajar siswa dan capaian yang ditetapkan oleh kurikulum atau standar internasional. Jumlah siswa yang telah memenuhi standar kurikulum khusus juga meningkat.
Menurut Heyward, terdapat empat faktor pembeda yang mempercepat pemulihan pembelajaran pascapandemi tersebut. Ketujuh faktor tersebut adalah unsur kepemimpinan kepala sekolah, penyesuaian praktik mengajar oleh guru, motivasi intrinsik guru, dan dukungan pihak lain.
Untuk unsur pertama, kata Heyward, kepala sekolah melakukan monitoring berkala terhadap guru (mengobservasi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa) dan menggunakan data tersebut. Kemudian sekolah memiliki program untuk menarik siswa yang tidak masuk di masa pandemi untuk kembali bersekolah.
Kemudian untuk faktor penyesuaian praktik mengajar oleh guru, kata Heyward, Guru menggunakan kurikulum yang sudah disesuaikan. Mulai dari Kurikulum Darurat, Kurikulum yang disesuaikan secara mandiri, atau Kurikulum Prototype.
"Guru juga melakukan asesmen diagnostik dan memberikan tigas sesuai kemampuan siswa,: terang Heyward.
Dalam studi INOVASI juga terdapat temuan, karakteristik kurikulum yang berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa. Pertama, yakni kurikulum yang fokus pada materi esensial.
"Sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Penguasaan kompetensi esensial menjadi dasar penting untuk siswa dapat mempelajari kompetensi lain yang lebih kompleks," kata Heyward.
Selain itu, karakteristik yang memberikan ruang fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing murud juga turut memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa, "Teach at the right level dan melakukan penyesuaian dengan konteks lokal," sambungnya.
Temuan INOVASI tersebut dipublikasikan dalam buku Bangkit Lebih Kuat: Studi Kesenjangan Pembelajaran yang diluncurkan September lalu. Salah satu temuan dari studi ini menunjukkan bahwa kurikulum yang fleksibel, sesuai dengan karakteristik Kurikulum Merdeka, mampu mendorong pemulihan pembelajaran dua kali lebih cepat dibandingkan Kurikulum 2013.
“Kami mendukung penuh BSKAP Kemendikbudristek dalam memperkuat implementasi program prioritas untuk mengakselerasi pemulihan pembelajaran pasca Covid-19, termasuk Kurikulum Merdeka. Dengan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh, kami berharap semakin meningkatkan pula semangat satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik dalam belajar mengajar,” tutup Heyward..
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Baca juga: ANBK Jenjang SD Sederajat Digelar, Hasilnya Disampaikan Lewat Rapor Pendidikan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News