"Maka kita ingin memastikan infrastrukturnya pun juga mendukung untuk proses pembelajaran yang menggunakan digital based learning," kata Nuh di Jakarta, Selasa, 20 Mei 2025.
Pembelajaran berbasis digital dihadirkan karena siswa di masa kini sangat dekat dengan dunia digital. Sehingga, kultur digital dihidupkan di Sekolah Rakyat.
"Eranya pun juga era digital. Kulturnya pun juga kultur digital. Tadi kami sampaikan di dalam forum, yang sekolah ini, itu anak-anak digital, digital native yang sekolah ini," tutur dia.
Baca juga: 66 Sekolah Rakyat Siap Dibangun Tahun Ini, Gratis dan Ada Fasilitas Asrama |
Nuh memberi contoh sederhana pembelajaran digital yang akan berjalan. Salah satunya, siswa masuk kelas dengan pemindai wajah atau jari.
"Maka mereka harus terbiasa dengan infrastruktur digital. Misalkan saja, anak masuk ke kelas itu sudah tidak lagi pakai yang daftar buku tulisan begini. Sudah tidak pakai lagi. Sudah cukup pakai face recognition atau minimal pakai fingerprint. Jadi di situ sudah seluruh sistem manajemen yang ada di dalam sekolah di situ sudah digital based semua," ungkap dia.
Nuh menyebut Sekolah Rakyat memang disediakan untuk masyarakat miskin. Namun, bukan berarti harus dibatasi pula aksesnya kepada teknologi.
"Jangan sekali-kali kita punya mindset, oh ini kan anak-anak tidak punya, pokoknya yang penting kita siapkan saja sekolah, begitu. Tidak. Karena memang temanya adalah tema memuliakan itu. Oleh karena itu kita ingin memberikan yang terbaik, yang modern," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News