“Jakarta akan menjadi kota global, pusat kebudayaan. Nah, pusat kebudayaan itulah peran IKJ, mengisi sebagai pusat kebudayaan,” ujar Syamsul Maarif dalam Pameran para pengajar Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Kesenian Jakarta (FSRD IKJ) yang mengangkat tema “Beyond Perception”, di Jakarta, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Untuk mewujudkan peran strategis tersebut, Syamsul menyoroti pentingnya penguatan infrastruktur dan pengelolaan karya yang berkelanjutan di internal IKJ. Ia mengungkapkan rencana besar untuk membangun museum dan galeri sendiri yang dapat menjadi rumah bagi berbagai karya seni yang dihasilkan oleh sivitas akademika IKJ.
“Program-program IKJ ini kita harus dorong. Saya berpikir ke depan, seharusnya IKJ itu punya museum, punya galeri sehingga semua karya dari tahun ke tahun, koleksi itu ada. Sekarang kan belum ada, kita masih pinjam punya Jakpro,” jelasnya.
Inspirasi tersebut didapatkannya setelah kunjungan kerja ke beberapa perguruan tinggi di China, yang menurutnya telah memiliki museum untuk mengarsipkan dan memamerkan karya-karya terbaik mereka. Dari Vision menjadi "Entrevision": Menggerakkan Ekosistem Seni yang Produktif
Syamsul Maarif juga menekankan pentingnya pendekatan kewirausahaan dalam dunia seni.
Ia mendorong agar karya-karya yang dihasilkan tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi (vision), tetapi juga memiliki nilai jual dan dapat dikenal luas oleh masyarakat. “Jangan hanya bikin vision yang bagus tapi tidak menghasilkan uang. Jadi karya-karya itu harus menjadi bagian dari bisnis. Istilah yang saya pikirkan adalah intro vision, yaitu vision yang berorientasi pada kewirausahaan,” paparnya.
Karya-karya seperti eco print yang dipamerkan dalam berbagai event, menurutnya, adalah contoh nyata dari intro vision tersebut yang perlu terus dikembangkan dan diarahkan agar memiliki dampak ekonomi.
Langkah Konkret ke Depan
Rencana strategis ini akan segera disampaikan kepada Pimpinan DKI Jakarta. Syamsul berencana untuk bertemu dan membahas hal tersebut guna menjalin kemitraan yang lebih erat dan bermakna.“Saya akan ngomong itu supaya dapat hubungan yang baik. Jadi jangan hanya sekadar melaksanakan pendidikan, tapi karya-karya yang sangat bagus seperti ini harus didukung,” tegasnya.
Dukungan IKJ ini, termasuk dalam menyambut HUT DKI Jakarta ke-500, diharapkan dapat mengisi konten kebudayaan Jakarta sebagai kota metropolitan. Kelebihan IKJ yang mampu memadukan unsur tradisional, modern, kontemporer, hingga internasional menjadi nilai tambah yang kuat.
“IKJ kalau saya perhatikan memang bisa masuk ke yang kontemporer, bisa tradisional, bisa yang modern. Karya-karya itu bisa merupakan blending-nya antara daerah-daerah dengan Jakarta,” ujar Syamsul.
Dengan langkah-langkah tersebut, IKJ siap menjadi motor penggerak dalam mendukung visi Gubernur DKI untuk menjadikan Jakarta sebagai kota dunia yang unggul di bidang seni dan budaya.
Terkait pameran, FSRD IKJ kembali melaksanakan pameran rutin para pengajar FSRD IKJ dengan tema “Beyond Perception”. Pameran ini berlangsung pada 25 Oktober hingga 2 November 2025 di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki. Pameran Beyond Perception secara resmi dibuka pada hari Sabtu, 25 Oktober 2025 pada pukul 19.00 WIB.
Pameran ini diinisiasi sebagai bentuk kolaborasi lintas program studi di FSRD IKJ, dosen-dosen dari Program Studi Seni Rupa Murni, Desain Komunikasi Visual, Kriya Seni, Desain Interior dan Desain Produk (Mode dan Busana) akan menghadirkan pendekatan, teknik, dan pengalaman artistik yang beragam. Tema "Beyond Perception" dipilih untuk membuka ruang interpretasi dan eksplorasi terhadap apa yang ada "di balik" atau "melampaui" persepsi indrawi yang biasa.
Pada tahun ini pameran mengangkat tema Beyond Perception yang dikuratori oleh Firman Lie, tema Beyond Perception memiliki makna tentang era visual yang semakin kompleks, persepsi tidak lagi menjadi pengalaman yang murni dan langsung. Persepsi kita terhadap duni, baik secara visual, spasial, maupun sosial semakin dimediasi oleh teknologi, budaya, dan nilai-nilai yang tidak selalu tampak di permukaan.
Seni rupa, dalam konteks ini, menjadi alat penting untuk menguji, menggugat, dan melampaui batas-batas persepsi konvensional. Dalam kehidupan sehari-hari, persepsi menjadi alat utama manusia dalam memahami dunia. Kita melihat, merasakan, dan menafsirkan berdasarkan apa yang tertangkap oleh indera.
Namun dalam seni, persepsi tidak hanya bersifat langsung, ia sering dikaburkan, ditantang, bahkan dibongkar ulang. Pameran "Beyond Perception" mengajak kita untuk meninjau ulang batas-batas persepsi tersebut, sekaligus mengeksplorasi bagaimana seni membuka ruang-ruang pemahaman baru yang melampaui apa yang tampak atau terdengar.
Tema ini dirancang untuk merangkul keragaman pendekatan artistik dari para pengajar FSRD IKJ yang berasal dari berbagai Prodi. Perbedaan latar belakang ini justru menjadi kekuatan dalam menciptakan pameran yang kaya akan perspektif, medium, dan bahasa visual.
Pameran ini diikuti oleh 44 peserta pengajar FSRD IKJ dari 5 (lima) program studi. Selain itu, Pameran Beyond Perception juga memiliki rangkaian kegiatan lainnya diantaranya workshop pada tanggal 29 s.d 30 Oktober 2025 dan artist talk pada tanggal 31 Oktober yang dapat diikuti oleh pengunjung pameran.
| Baca juga: CIFFEST 2025 Usung 'Fashion Fantasy', Ajak Generasi Muda Eksplorasi Imajinasi tanpa Batas |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id