"100 sejarawan. Lebih dari 100 sejarawan dari banyak perguruan tinggi," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Ia mengatakan mereka yang terlibat dalam penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut adalah sejarawan ahli. Bahkan, dapat ditantang secara keilmuannya.
"Jadi yang bekerja ini adalah sejarawan yang ahli, bukan orang yang tidak punya pengetahuan dasar sejarah," tutur dia.
Fadli mengungkapkan penulisan ulang sejarah Indonesia sudah memasuki tahap awal. Terdapat beberapa poin penting terkait penulisan ulang tersebut.
Dia menegaskan penulisan ulang sejarah Indonesia harus dilakukan. Salah satunya memperbarui peristiwa sejarah pada buku-buku sejarah.
"Jadi kita kan memang seharusnya pemerintah itu setiap waktu tertentu mengupdate buku-buku sejarah," ungkap dia.
Pembaruan ini tak lepas dari masa penulisan terakhir sejarah Indonesia. Menurutnya, sejarah nasional Indonesia terakhir ditulis pada 2012.
"Sudah 13 tahun lebih jadi kita mau menambahkan berbasis kepada yang sudah ada dan menambah, revisi, dengan adanya temuan-temuan baru" tutur dia.
Ia mencontohkan adanya penambahan penulisan terbaru terkait sejarah pemerintahan. Misalnya, pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono hingga Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News