Sekretaris ITS Umi Laili Yuhana (kanan) bersama salah sagu peserta S Kamilia Aziz saat memetik hasil tanamannya di Greenhouse Urban Farming ITS. DOK ITS
Sekretaris ITS Umi Laili Yuhana (kanan) bersama salah sagu peserta S Kamilia Aziz saat memetik hasil tanamannya di Greenhouse Urban Farming ITS. DOK ITS

Tandur Race, Cara ITS Ajak Warga Menanam Tanaman Organik hingga Lestarikan Lingkungan

Renatha Swasty • 29 Desember 2022 18:38
Jakarta: Unit ITS Smart Eco Campus mengajak sivitas akademika ITS dan masyarakat umum berlomba menanam tanaman organik untuk memanfaatkan greenhouse di area Urban Farming Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di acara bertajuk Tandur Race. Peserta juga ditantang memanen hasil tanaman yang ditanam selama tiga bulan sebelumnya pada babak final Tandur Race.
 
Ketua Pelaksana Tandur Race Iwan Adi Indrawan mengungkapkan kegiatan ini ditujukan tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan menanam, tetapi juga dapat melestarikan lingkungan. Sebab, proses menanam tanpa pupuk sintetis.
 
“Jadi, kami mendorong peserta dapat menanam dengan hasil panen yang sepenuhnya organik,” sebut Iwan dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Desember 2022.

Pada Tandur Race ini, peserta hadir dari berbagai daerah. Peserta juga dapat mengikuti kegiatan ini secara daring, tetapi tetap harus meng-update perkembangan dan kegiatan menanam melalui media sosial.
 
Sehingga, peserta secara tidak langsung juga mempromosikan aksi tanam-menanam ke kerabat-kerabatnya. Sesuai tema Tandur Race kali ini, Hot and Spicy, peserta diminta menanam tomat, lombok, terong, dan kemangi.
 
Iwan menjelaskan tema bahan baku makanan pedas ini dipilih untuk mendorong ketahanan pangan masyarakat pada median menu Indonesia. “Selera rasa pedas selalu menjadi favorit masyarakat dan menu wajib di Indonesia, di sini kami berniat agar peserta dapat mahir menanam tanaman tersebut,” ungkap Iwan.
 
Setelah tiga bulan menumbuhkan tanaman-tanaman tersebut, peserta diajak mengikuti klinik Tandur Race. Klinik Tandur Race ini menjadi media tanya jawab peserta setelah secara mandiri memanen tanamannya dengan dipimpin dosen Departemen Biologi ITS Dini Ermavitalini.
 
“Dengan demikian, peserta diharapkan mendapatkan insight baru dalam memanen tanaman mereka ke depannya,” tutur Iwan.
 
Final Tandur Race turut dimeriahkan dengan pemberian penghargaan kepada pemenang paling aktif dan semangat menanam tanaman. Bahkan, kata Iwan, terdapat tanaman yang sudah tiga kali panen.
 
Peserta juga diajak mempraktikkan menguleg sambal dari hasil panenan peserta bersama-sama di akhir rangkaian final Tandur Race. Iwan menilai Urban Farming ITS seperti wujud sebuah desa di dalam kampus teknologi.
 
Dia menyebut masih banyak yang perlu dikembangkan. Namun, dengan ilmu dan lahan hijau luas di ITS, Urban Farming mempunyai potensi besar juga.
 
“Ini masih langkah kecil untuk memajukan Smart Eco Campus ITS, tetapi masterplan-nya sudah ada dan akan dibuat,” kata Iwan.
 
Baca juga: Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pendeteksi Polutan dalam Limbah Industri

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan