Hal ini perlu dilakukan untuk pemetaan permasalahan yang akan dihadapi ketika menjalankan PTM satu bulan mendatang. Menurutnya, uji coba dengan adaptasi kebiasaan baru itu sebagai langkah untuk meminimalisir kasus penyebaran virus korona saat PTM berlangsung di awal tahun.
"Yang Januari buka, itu dia harus uji coba dulu, karena kalau tidak pernah ujicoba ya enggak pernah terbayang apa masalahnya. Merasa sudah siap padahal enggak," kata Retno dalam Rakornas Pembukaan Sekolah Pada Masa Pandemi Covid-19 KPAI secara virtual, Senin 30 November 2020.
Dia berharap Sekolah yang akan buka tatap muka pada Januari 2021 harus benar-benar siap dengan ancaman risiko penularan virus korona seminim mungkin. Meminimalisir penularan bukan sekadar menurunkan kapasitas kelas menjadi 50 persen.
"Buka kelas dengan setengah saja dan anak pakai masker, bukan itu saja. Jadi uji coba dulu, kalau uji coba kami sarankan tidak setengah (kapasitas dalam kelas), tapi seperempat murid, jadi kalau muridnya 36 ya mulailah dengan sembilan orang. Kita harus mendidik anak ini untuk patuh protokol kesehatan," ujar dia.
Baca juga: KPAI: 86 Persen Sekolah Belum Siap Dibuka Januari 2021
Selanjutnya dia menyarankan uji coba dilakukan pada tingkatan kelas yang paling tinggi. Jika pelaksanaan protokol kesehatan tidak lancar, maka sekolah disarankan untuk tidak melakukan PTM.
"Kelas 6 misalnya, akan jadi contoh bagi kelas di bawahnya. Selagi kelas atas belum patuh, jangan buka kelas di bawahnya," terang dia.
Begitu pula ketika guru tidak bisa menjadi contoh teladan patuh protokol kesehatan. Anak murid akan meniru perilaku guru tersebut dengan menyepelekan protokol kesehatan.
"Di saat Bapak Ibu guru tidak bisa memberikan contoh, maka anak muridnya juga melakukan hal yang sama. Jadi kita itu model bagi anak-anak kita," tutup Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News