Dosen Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB) Nia Sri Ramania menjelaskan bugar adalah suatu kondisi di mana tubuh mampu melakukan aktivitas fisik dengan intensitas relatif tinggi tanpa merasa kelelahan atapun mengalami gangguan fungsi fisiologis.
Setiap orang memiliki level kebugaran berbeda tergantung faktor-faktor internal maupun eksternal, seperti nutrisi, frekuensi latihan, usia, dan sebagainya.
“Saat duduk mungkin kita terlihat sama-sama sehat. Tapi begitu kita beraktivitas fisik, terlihatlah kualitas kebugaran kita. Orang sehat belum tentu bugar, tapi orang bugar sudah pasti sehat,” ujar Nia dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 1 April 2024.
Nia mengatakan saat berpuasa, kebugaran tubuh secara alami menurun pada waktu-waktu tertentu akibat jeda asupan makanan dan minuman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya respons fisiologis di mana tubuh menjadi terasa lemas.
Dosen Sekolah Farmasi ITB lainnya, Muhammad Fahmi Hasan, menyebut kondisi ini sangat normal dan tidak akan menimbulkan efek samping berbahaya. Kuncinya, pengelolaan asupan makanan saat berbuka puasa dan sahur.
Dia mengingatkan asupan makanan berlebihan saat buka dan sahur, ditambah kurangnya aktivitas fisik saat puasa mampu menyebabkan obesitas pada beberapa orang. Untuk itu, penting tetap menjaga kebugaran tubuh saat puasa melalui aktivitas fisik yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh tiap individu.
“Kondisi tubuh yang lemas secara psikologis membuat kita malas bergerak dan beraktivitas. Padahal respons kita ketika berbuka dan sahur itu kadang makan berlebih. Akhirnya secara hitung-hitungan kalori menjadi surplus,” ujar Fahmi.
Dia menyarankan saat berpuasa tetap melakukan aktivitas fisik ringan pada waktu sore hari menjelang berbuka. Nia menyebut aktivitas fisik yang dilakukan sebaiknya memenuhi prinsip ATM (aman, terukur, menyenangkan).
Jenis olahraga yang direkomendasikan, misalnya jalan kaki dan jogging. Asupan makanan juga perlu diperhatikan untuk memelihara kebugaran tubuh saat berpuasa.
Makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus memiliki kandungan gizi lengkap dan seimbang, seperti karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan serat.
Pengukuran kuantitas sumber makanan juga sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh agar pemenuhannya tidak berlebihan ataupun kekurangan.
“Persentase kebutuhan asupan gizi setiap orang tidak bisa disamakan karena ukurannya sesuai dengan berat badan,” jelas Fahmi.
Selain itu, aspek psikologis juga tidak kalah penting dari aspek fisik. Orang yang berpuasa perlu mengatur emosi dan suasana hati karena kondisi stress tidak langsung akan bepengaruh pada kebugaran tubuh.
Orang yang sedang stress memiliki kecenderungan menghindari aktivitas fisik serta tidak menjaga asupan makanan yang masuk ke tubuhnya. Hal ini akan mengarah pada indikasi-indikasi penurunan kebugaran dan kesehatan saat berpuasa.
Baca juga: Hindari Gangguan Kesehatan, Ini Tips Puasa Sehat Ala Ahli Gizi IPB |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News