"Dan mungkin inilah cara Tuhan, untuk mengajari kepada kita untuk berdialog dan berkontemplasi di hadapan-Nya. Bahwa kita semua ini lemah, rapuh dan kosong tanpa terkoneksi, terhubung kepada-Nya di mana pun kita berada,” kata Jamal dalam silaturahmi Lebaran UNS yang digelar daring, Selasa, 26 Mei 2020.
Menurut dia, Lebaran kali ini juga jadi ajang sinkronisasi hati kepada sesama manusia. Baik yang dilingkungan kampus, juga masyarakat.
"Sinkron dalam pemikiran, yang berujung tidak hanya kepada sikap toleransi tapi kepada sikap respectdan saling menghargai," ungkapnya.
Baca: Sektor Pendidikan Butuh Skenario Kenormalan Baru
Masyarakat juga diajak bersiap beradaptasi dengan situasi kenormalan baru (new normal). Saling menghormati dan menghargai menjadi kunci hidup berdampingan dengan covid-19. Ia menegaskan, memakai masker, cuci tangan dan physical distancing, sekadar simbol.
"Makna bahkan nilai yang yang terdapat dalam simbol-simbol tersebut adalah respect to the others dan respect to be respected," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News