Tutor di Rumah Baca, Ida. Medcom.id/Renatha Swasty
Tutor di Rumah Baca, Ida. Medcom.id/Renatha Swasty

Tak Mau Lihat Anak Desa Buta Huruf, Ida Ajar Baca Tulis di Pinggiran Danau Sentani

Renatha Swasty • 26 Mei 2025 10:04
Jakarta: Ida E merasa sedih anak-anak di desanya di pinggiran Danau Sentani, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura banyak yang belum bisa baca tulis. Mereka tidak mendapat pembelajaran maksimal di sekolah sebab guru sering tak masuk.
 
"Sebenarnya tuh kalau lihat adik-adik tuh kan ada yang kurang baca. Jadi kasihan juga tuh kalau dong (mereka) hanya belajar di sekolah saja," kata Ida saat berbincang, Sabtu, 24 Mei 2025.
 
Keinginan Ida berbuat sesuatu untuk anak-anak di desanya bersambut. Dia ditawari menjadi tutor Rumah Baca.

Perempuan berusia 25 tahun itu mulanya ikut program literasi sekolah minggu yang diadakan organisasi Wahana Visi Indonesia (WVI). Belakangan, WVI ingin membuka Rumah Baca di desa tempat tinggal Ida dan membutuhkan tutor.
 
Jadilah, Ida ikut terlibat. Keinginan Ida ingin membantu mengajar juga lantaran melihat anak-anak tak punya kegiatan bermanfaat sepulang sekolah.
 
"Daripada sore-sore dong (mereka) hanya main saja. Kan kebetulan tidak ada tutornya. Jadi kita yang ada ini saja, kita mengajar anak-anak gitu," cerita Ida.
 
Tamatan SMA itu sebenarnya tak punya latar belakang sebagai pengajar. Namun, sejak di bangku sekolah menengah atas dia kerap maju ke depan kelas.
 

Tak Mau Lihat Anak Desa Buta Huruf, Ida Ajar Baca Tulis di Pinggiran Danau Sentani
Tutor Rumah Baca Ida. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Jadi, Ida sudah biasa untuk berbicara di depan banyak orang. Sebelum menjadi tutor, Ida juga mendapat pelatihan dari WVI, bahkan pelatihan berlangsung rutin setelah Ida aktif mengajar.
 
Ida bersama empat tutor lainnya mengajar baca tulis 20-30 anak di desa itu tiap Senin. Modul pengajaran sudah disiapkan WVI untuk pengembangan literasi anak.
 
Pembelajaran digelar menyenangkan sambil bermain. Bahkan, kerap dilakukan di luar ruangan, di bawah pohon belakang sekolah menghadap langsung Danau Sentani. Ini agar anak semangat dalam belajar.
 
Kini, sudah masuk tahun kedua Ida mengajar anak-anak di desanya. Dia mengakui awal-awal ada beberapa orang tua yang skeptis dengan kegiatan yang dilakukan.
 
"Mereka bilang, 'ah sok-sok aja itu'. Tapi lama-kelamaan, mereka melihat, anak-anak bukan hanya datang, tapi mereka ada belajar, mereka ada berkegiatan, banyak hal yang mereka lakukan. Akhirnya, orang tua sendiri yang menyuruh," kenang Ida.
 
Upaya untuk mendorong anak belajar baca tulis dengan ikut kegiatan Rumah Baca juga kerap diingatkan saat ibadah di gereja. Selain itu, kegiatan makan kacang hijau sebulan sekali juga menjadi magnet buat anak rajin belajar.
 
Tak cuma anak yang senang ikut kegiatan, Ida juga senang bisa menjadi tutor. Dia bisa berkontribusi buat desanya untuk mengupayakan menghapus buta huruf.
 
"Pokoknya maunya anak-anak itu kita ajar mereka menjadi anak-anak yang pintar. Di sini kan tidak ada kegiatan positif yang kita lakukan di kampung. Jadi dengan melakukan Rumah Baca, mereka bisa belajar. Kita buat begini, akhirnya mereka bisa belajar begitu, mengisi mereka punya kekesongan," tutur Ida.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan