Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara Jong Indonesia Festival yang digelar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda.
“Sumpah Pemuda itu bukan sesuatu yang tiba-tiba dimunculin sama Tuhan. Enggak. Dia adalah sesuatu yang diupayakan dan itu bentuknya gelombang,” ujar Inayah dalam Jong Indonesia Festival Metro TV di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kamis 30 Oktober 2025.
Ia mengingatkan, generasi muda perlu memahami bahwa sebelum berbicara tentang persatuan, bangsa ini harus memastikan keadilan hadir terlebih dahulu. Nilai itu, katanya, juga harus jadi bagian dari proses belajar di sekolah maupun kampus.
“Gus Dur tuh selalu ngomong gini, enggak ada perdamaian tanpa keadilan. Jadi keadilan itu harus muncul sebelum perdamaian. Dan ini penting dalam konteks Indonesia hari ini,” tegasnya.
Bagi Inayah, pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tapi juga menumbuhkan kesadaran tentang identitas dan keberagaman. “Identitas itu penting untuk diakui. Dan itu yang sebenarnya muncul di 28 Oktober 1928, bahwa persatuan itu tidak menihilkan yang lain. Identitas kita kemudian jadi sesuatu yang harmoni,” ujarnya.
Inayah juga mengajak generasi muda untuk belajar dari sejarah Sumpah Pemuda sebagai bentuk pendidikan nilai bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan bersama.
“Kita ini Indonesia itu enggak kayak Amerika, melting pot. Enggak. Kita gado-gado semuanya nyampur, ada bumbunya di situ namanya Pancasila, maka dia jadi satu makanan yang harmonis,” tuturnya. Pesan Inayah mengingatkan bahwa makna Sumpah Pemuda tak seharusnya berhenti di ruang upacara atau pelajaran sejarah. Nilai-nilai keadilan, empati, dan penerimaan terhadap perbedaan perlu terus ditanamkan lewat pendidikan, agar generasi muda tumbuh cerdas, adil dan berjiwa nasionalis. (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id