“Rumput hasil penelitian kami memiliki produksi biomassa lebih tinggi, kandungan gula mereduksi lebih tinggi,” beber Umami saat menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar berjudul Inovasi Bioteknologi dalam Pengembangan Hijauan pakan Ternak di Indonesia dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 9 Agustus 2023.
Rumput jenis ini selain cocok untuk ternak juga memiliki keunggulan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah lokal dengan masa panen 6 kali dalam setahun.
Umami menjelaskan pengembangan hijauan pakan ternak melalui inovasi berbasis teknologi ini karena ada sejumlah kekurangan yang dimiliki rumput tropik.
Beberapa di antaranya, perbanyakan sebagian rumput hanya dapat dilakukan vegetatif karena tidak ada biji, sifat reproduksi melalui apomiksis (reproduksi nonseksual pada tumbuhan yang menghasilkan biji), dan level ploidi (himpunan kromosom) yang bervariasi dalam spesies.
Perbanyakan rumput tropis secara vegetatif memiliki kekurangan sehingga perlu mendapat perhatian karena variasi genetik pada rumput tropik menjadi kurang. Selain itu, keterbatasan dalam produksi massal bisa terjadi karena perbanyakan secara vegetatif membutuhkan waktu lebih lama dan upaya lebih intensif untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.
“Oleh karena itu, sulit menggunakan teknik pemuliaan konvensional dengan metode crossing sehingga memerlukan strategi khusus dan kombinasi beberapa metode pemuliaan,” paparnya.
Umami memaparkan mutasi dengan sinar gamma dapat menyebabkan perubahan dalam karakteristik fenotipe tanaman, seperti bentuk, warna, ukuran, atau sifat lainnya. Beberapa mutasi yang dihasilkan dapat meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap penyakit, atau adaptasi terhadap kondisi lingkungan tertentu.
“Rumput ini adalah hasil dari radiasi sinar gamma yang dilakukan dengan penyinaran 100 Gy,” ungkap dia.
Rumput Umami memiliki sejumlah kelebihan, seperti produksi biomassa hijauan yang dapat mencapai 50 kg/m2. Lalu, kandungan bulu sangat sedikit sehingga tidak gatal, daun halus dan tidak melukai ternak, serta kandungan gula mereduksi lebih tinggi dari tetuanya.
Penelitian pengembangan rumput Gama Umami dilakukan Fakultas Peternakan UGM menggandeng tim dari BATAN-BRIN. Rumput Gama Umami telah mendapatkan tanda daftar rumput hasil pemuliaan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dengan tanda daftar No. 889/PVHP/2020 pada 2021.
Saat ini, tim peneliti Fakultas Peternakan UGM juga melakukan penelitian menggunakan kolkisin pada Chloris gayana dan Cenchrus ciliaris, rumput padangan, yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas. Umami menyebut timnya juga melakukan optimalisasi produksi dengan menerapkan teknologi budidaya.
Mereka melakukan introduksi tanaman pakan unggul yang bekerja sama dengan Crop Mark Seed Company New Zealand dengan izin pemasukan benih tanaman pakan ternak unggul dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Pengujian tanaman unggul dilakukan pada beberapa spesies lain, yaitu Cichorium intybus dan Brassica rapa.
“Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik di Indonesia,” beber dia.
Umami mengatakan keberadaan tanaman unggul ini menambah plasma nutfah tanaman pakan di Indonesia. Sehingga, ke depan dapat menjadi material pemuliaan tanaman pakan.
Baca juga: Teliti Berpikir Kritis untuk Mereduksi Miskonsepsi Psikologi, Mahasiswa UGM Dapat Gelar Doktor |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News