"Kita merekrut ini jangan asal dari asing, tetapi kompetensinya belum terbukti atau kapasitasnya sebagai rektor yang mampu mengangkat perguruan tinggi negara lain bisa masuk peringkat 100 besar, nah ini harus betul-betul yang punya kredibilitas tinggi," kata Andreas kepada
Antara, Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2019.
Dia menuturkan, jika rektor dari luar negeri tersebut tidak memiliki rekam jejak dan kemampuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia, maka dikhawatirkan mereka hanya
coba-coba di Indonesia. "Ke Indonesia itu mereka (rektor asing) bukan lagi untuk coba-coba, tetapi memang harus ada target kita yang dipenuhi. Dalam berapa tahun dia mampu bisa membawa salah satu perguruan tinggi kita masuk 100 besar," ujarnya.
Baca: Rektor IPB Meragukan Daya Adaptasi Rektor Asing
Dengan menggunakan rektor asing, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam negeri untuk bersaing dengan perguruan tinggi asing. Sebelumnya, Menteri
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengaku telah mengantongi izin dari Presiden Joko Widodo soal rencana pemerintah yang akan mendatangkan rektor asing.
"Sudah saya sampaikan secara lisan, Bapak Presiden setuju," katanya usai menghadiri pengambilan sumpah dokter baru Universitas Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News