Menurut Brian, indeks teknologi merupakan salah satu indikator utama yang membedakan negara maju dengan negara berpendapatan menengah. “Teknologi indeks dari negara maju dibandingkan dengan negara pendapatan menengah itu kira-kira 0,6. Kita harus naikkan menjadi 8,4 atau sekitar 12-15 kali lipat,” kata Brian, di sela-sela kunjungan kerjanya di Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Jumat, 25 April 2025.
Ia menjelaskan, pencapaian tersebut bukanlah hal mudah, namun sangat krusial jika Indonesia ingin mencapai pendapatan per kapita rata-rata sebesar Rp15 juta ke atas setiap bulannya. “Kalau kita ingin menjadi negara dengan pendapatan per kapita rata-ratanya 15 juta ke atas, kita mau tidak mau harus pegang teknologi,” tegasnya.
Salah satu tolok ukur kemajuan sebuah negara adalah dilihat dari pendapatan per kapita masyarakatnya. Rata-rata pendapatan per kapita penduduk di negara maju berada di kisaran USD 13.300 per tahun, atau setara dengan sekitar Rp15 juta per bulan per orang.
Brian juga menyampaikan, pencapaian tersebut terlihat seperti target ambisius, namun sangat penting untuk mengangkat taraf hidup bangsa secara keseluruhan. “Bagaimana Indonesia bisa sejajar dengan negara maju? Yang terukur pendapatannya adalah 13.300 dolar per tahun per kapita,” kata Brian
Menurut Brian, saat ini posisi Indonesia masih berada pada level pendapatan menengah ke bawah dengan angka sekitar USD5.800 per kapita. Sebagai pembanding, Malaysia sudah mencapai angka sekitar USD8.000 dan China pun baru menyentuh kisaran USD 12.800, yang mana itu pun masih di bawah standar negara maju.
“Ini akan kita kejar,” kata Brian.
Baca juga: Kecurangan UTBK 'Kamera di Behel', Mendiktisaintek Wanti-Wanti Kejujuran Akademik dan Integritas |
Di sisi lain, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak negara berkembang termasuk Indonesia adalah middle income trap atau jebakan pendapatan menengah. Suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
“Tingkat kesulitan tertinggi itu adalah lepas dari jebakan negara pendapatan menengah,” ujar Brian.
Untuk keluar dari jebakan tersebut, diperlukan strategi pembangunan yang tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi dan ekspor barang mentah. Tetapi juga pengembangan teknologi tinggi, inovasi riset ilmiah, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Terlebih lagi saat ini, seluruh kepemimpinan dunia tengah berlomba-lomba memperkuat perekonomian negaranya, agar mampu bersaing secara global. “Jadi semua kepemimpinan negara di dunia itu berlomba-lomba menyejahterakan warganya. Karena dengan kesejahteraan itulah orang dapat pergi sekolah, orang bisa mendapatkan fasilitas kesehatan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id