Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh mengatakan, wawancara dimulai pada Rabu pekan ini dan dilaksanakan secara daring untuk menjangkau peserta dari berbagai daerah di Indonesia. “Dari 190-an peserta, akan kita ambil 60-an kepala sekolah. Ini tahap penting karena mereka akan menjadi ujung tombak Sekolah Rakyat,” kata Nuh dikutip dari ANTARA, Kamis, 22 mei 2025.
Menurut dia, para calon kepala sekolah yang lolos seleksi akan menjalani pelatihan dan magang di sekolah-sekolah yang mewakili karakteristik Sekolah Rakyat. Setelah itu, mereka juga akan dilibatkan dalam pelatihan calon guru. Selain syarat minimal pendidikan sarjana, Nuh menekankan pula pentingnya tiga kompetensi utama yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah.
Pertama adalah empati sosial yang tinggi, mengingat siswa Sekolah Rakyat merupakan anak-anak dengan latar belakang khusus. “Kepala sekolah harus punya empati sosial dominan. Tapi itu saja tidak cukup,” katanya.
Kompetensi kedua adalah kemampuan menjadi motivator ulung yang dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri siswa. “Mereka harus bisa membangkitkan self-confidence, membangkitkan semangat juangnya. Jadi petarung,” kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014).
Sementara itu, kompetensi ketiga adalah wawasan luas yang memungkinkan kepala sekolah dan guru memberikan bimbingan menyeluruh kepada siswa, agar mereka tidak hanya memiliki semangat, tetapi juga bekal untuk sukses.
Baca juga: 66 Sekolah Rakyat Siap Dibangun Tahun Ini, Gratis dan Ada Fasilitas Asrama |
Formatur memastikan bahwa proses seleksi akan melibatkan diskusi bersama para menteri untuk menetapkan nama-nama terpilih yang memenuhi standar. Setelah kepala sekolah, perekrutan akan dilanjutkan untuk wali asrama, wali asuh, dan guru, dengan seluruhnya mengikuti masa pelatihan.
“Insya Allah pertengahan Juli, Sekolah Rakyat sudah mulai berjalan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News