Webinar MKP UGM. Foto: Zoom
Webinar MKP UGM. Foto: Zoom

Survei: Siswa di Yogyakarta Menilai Materi PJJ Sulit Dicerna

Ilham Pratama Putra • 06 Juli 2020 11:16
Jakarta: Direktur Pusat Kajian Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP), Universitas Gadjah Mada (UGM), Agustinus Subarsono melakukan survei terhadap 385 siswa di Yogyakarta, dari tingkat SD hingga SMA.  Sebanyak 72 persen siswa di antaranya menyatakan, sulit memahami materi yang disajikan melalui metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
 
"Selama tujuh hari, 25 Juni sampai 2 Juli di lima kabupaten kota DIY, 72 persen dari 385 siswa menyatakan sulit mencerna materi PJJ," kata Agustinus dalam Webinar MKP UGM, Senin, 6 Juli 2020.
 
Sisanya, 24 persen siswa lainnya berpendapat tak ada perbedaan bagi siswa dalam mencerna materi. Sedangkan yang beranggapan materi PJJ lebih mudah dicerna hanya 4 persen siswa saja.

Survei juga dilakukan terhadap 270 guru. Gurupun mengalami kesulitan dalam memberikan materi saat PJJ.  "79 guru kesulitan. 15 persen menyatakan sama saja dan hanya enam persen mengaku PJJ lebih mudah buat mereka," ungkapnya.
 
Baca juga:  Nadiem: Pembelajaran Jarak Jauh akan Permanen
 
Menurut Agustinus, kesulitan ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Di antaranya minimnya sarana prasarana PJJ.
 
"Terutama di desa ya. Di desa yang punya komputer itu hanya 20 persen, meskipun 66 persen rumah mereka sudah terjangkau internet. Di kota sekalipun ternyata baru 58 persen siswa punya komputer untuk mendukung PJJ," lanjut Agustinus.
 
Menurutnya, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan segera. Dia berharap pemerintah pusat maupun daerah mampu turun tangan untuk pengembangan inovasi PJJ.
 
"Misal dibukakan fitur zoom yang gratis. Ada pengalihan dana yang lebih besar untuk pendidikan supaya sarana dan prasarana, infrastruktur siswa dan guru dapat terpenuhi. Agar masalah lain seperti kebosanan bisa diatasi, dan materi bisa lebih dikembangan supaya mereka lebih termotivasi dan juga ada tanggung jawab untuk menyelesaikan pendidikan," pungkas Agustinus.
 
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bisa diterapkan secara permanen usai pandemi virus korona (covid-19). Hal ini diungkapkan Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR.
 
"PJJ nantinya akan menjadi permanen, tidak hanya pada saat pandemi covid-19 saja," kata Nadiem di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan