Foto: Antara/Ampelsa
Foto: Antara/Ampelsa

Pejabat Kampus Harus Membaur dengan Mahasiswa

Tujuh Resep UIN Palembang Cegah Radikalisme

04 Juni 2018 14:33
Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah menerapkan tujuh langkah cepat terorisme yang diterapkan di kampusnya.  Terorisme perlu dicegah, karena jika sudah masuk berdampak destruktif baik secara fisik maupun non-fisik.
 
Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Sirozi menanggapi ditangkapnya tiga terduga teroris dan temuan bom di Kampus Universitas Riau (UNRI) beberapa waktu lalu.  "Jangankan sebuah kampus, sebuah negarapun bisa hancur lebur oleh tindakan para teroris," kata Sirozi, dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, 4 Juni 2018.
 
Sirozi mengingatkan agar  jangan sampai ada indikasi kelalaian, apalagi keterlibatan perseorangan dan atau lembaga kampus dalam gerakan terorisme. Mengingat, dampak terorisme akan sangat destruktif dan merugikan semua pihak.

"Kalangan perguruan tinggi, termasuk PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam), perlu berupaya ekstra keras untuk tidak sedikitpun memberi ruang bagi para teroris untuk berada di dalamnya, walaupun hanya sekedar kongkow-kongkow," ujarnya.
 
Sirozi menegaskan pentingnya ikhtiar dan pendekatan pimpinan PTKI, agar mahasiswa tetap di jalur yang benar, on the right track, dan tidak "tergoda" bujuk rayu para teroris. Menurutnya, ada tujuh langkah untuk mencegah persemaian terorisme di kampus.
 
Pertama, membangun keakraban dengan mahasiswa. Menurut Sirozi, pimpinan PT dan  mahasiswa harus dekat di hati, tidak hanya dekat secara fisik pada saat pelaksanaan kegiatan."Keakraban akan membuat anak-anak mahasiswa terbuka, komunikatif, dan merasa nyaman untuk berekspresi atau curhat," tuturnya.
 
Kedua, mainstreaming prestasi akademik dan non akademik. Para mahasiswa perlu diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengejar prestasi, lalu setiap prestasi yang diraih mendapat apresiasi dari para pimpinan PT.
 
"Dengan cara tersebut, kita mengapresiasi setiap prestasi dan secara perlahan menggeser dan mengusur kegiatan-kegiatan malprestasi," ucapnya.
 
Ketiga, ada SOP (Standar Operasional Prosedur), pedoman, serta kode etik yang jelas, yang diterapkan secara konsisten, untuk semua kegiatan mahasiswa.  Dengan begitu, semua kegiatan mereka di dalam dan luar kampus termonitor, terkendali, kredibel dan akuntabel.
 
Keempat, ada pendampingan dan pengawasan yang ketat terhadap semua kegiatan mahasiswa oleh para pimpinan yang relevan tupoksinya. Wakil Rektor dan Wakil Dekan 3 harus turun melebur bersama mahasiswa, sambil pasang mata, pasang telinga, dan membuka hati.
 
Kelima, perlu ada persyaratan dan pengawasan untuk izin pemanfaatan semua sarana kampus, termasuk musala dan masjid, agar tidak disalahgunakan.
 
Keenam, mengevaluasi pelaksanaan dan materi perkuliahan keagamaan kurikuler dan ekstra kurikuler, agar tidak disisipi dan disusupi dengan pandangan keagamaan intoleran.
 
"Tujuh, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan riil, action to action, dalam rangka mainstreaming Islam Wasatiyah, tidak hanya dalam retorika atau  posting-an Whatsapp, Forum Group Discussion (FGD) atau seminar," tandasnya
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan