Namun, pengembangan lebih lanjut diperlukan data ilmiah pendukung. Khususnya mekanisme tujuan modernisasi obat-obat tradisional dan kandungan senyawa pada tanaman obat yang menjadi salah satu tantangan karena secara eksperimen sangat mahal dan menyita waktu.
"Atas pertimbangan itulah, BRIN melalui PRBBOT menghelat webinar ini. Semoga acara webinar series kali ini dapat memberikan pengetahuan, mengetahui secara detil bagaimana kita mengidentifikasi mekanisme kerja tanaman obat sebagai anti kanker payudara, metode penelitian anti kanker secara in vitro seluler, dan bagaimana pengembangan tanaman obat sebagai anti kanker payudara dependen hormonal dengan pengujian in vivo melalui paparan tiga narasumber," ujar Sofa dikutip dari laman brin.go.id, Rabu, 4 Oktober 2023.
Postdoctoral PRBBOOT BRIN, Frangky Sangande, memaparkan penelitiannya dengan judul "Identifikasi Mekanisme Kerja Tanaman Obat sebagai Antikanker Payudara Positif Era: Network Pharmacolgy dan Molecular Docking". Frangky menjelaskan ada dua metode network pharmacology dan molecular docking untuk mengidentifikasi mekanisme kerja tanaman obat sebagai anti kanker pada payudara positif estrogen reseptor alpha.
Dalam penemuan tanaman obat ada dua pendekatan utama. Pendekatan pertama berbasis target, pendekatan ini dari awal sudah menentukan target yang menarik.
"Ketika mendesain penelitian kita fokus ke salah satu target, sehingga berjalan proses pengembangan pada target tersebut dan pengujian langsung ke target contohnya pengujian dengan enzymatic assay," papar Frangky.
Pendekatan kedua berbasis phenotype, pendekatan ini penentuan target bukan menjadi hal krusial tahap awal karena pengujian di tingkat seluler. Pengujian seluler menggunakan sel sistem biologi in vivo protein, target molekul banyak muncul aktivitas.
Frangky juga menerapkan metode network pharmatology dan molecular docking untuk mengelusidasi mekanisme antihyperlipidemic sebuah formula yang terdiri dari tiga tanaman lebih komplek lagi.
"Secara garis besar ini adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam network prhamatology maupun molecular docking, contoh kasus salah satunya tanaman kemangi risetnya sedang berjalan di kelompok riset farmakologi dan toksilogi," ujar dia.
Siska Andriana Kusumastuti, Perekayasa Ahli Madya Kelompok Riset Farmakologi dan Toksilogi PRBOOT BRIN, memaparkan penelitiannya dengan topik "Metode Penelitian Antikanker secara In Vitro Selluler". Dia mengatakan uji antikanker seluler merupakan teknik pengujian antikanker kandidat obat/senyawa menggunakan sel kanker yang diisolasi dari jaringan manusia atau cell line komersial yang dikultur atau diperbanyak dengan kondisi tertentu.
"Disebut kultur sel untuk selanjutnya diuji dengan metode tertentu mengetahui ada tidaknya potensi penghambatan atau ketoksitan terhadap sel kanker," papar Siska.
Siska juga memaparkan uji sitotoksistas adalah metode uji yang digunakan mengetahui ketoksitan suatu xenobiotic atau senyawa terhadap sel jenis tertentu bisa sel kanker atau sel normal yang didasarkan pada pengukuran kolorimetric atau luminescence.
Pada prinsipnya, uji ini akan mengkuantifikasi berapa banyak jumlah sel yang hidup atau mati setelah paparan agen asing atau sampel yang diinginkan pada waktu inkubasi dan konsentrasi tertentu.
"Kegunaan uji sitotoksisitas adalah pertama, data pendukung untuk uji kemampuan kosmetik, supplemen. Kedua, tools atau skrining dan identifikasi senyawa baru/drug terapi kanker," ujar dia.
Kurnia Agustini, Peneliti Ahli Utama dan Ketua Kelompok Riset Farmakologi dan Tosksikologi PRBBOT BRIN, memaparkan penelitiannya dengan topik "Pengembangan Tanaman Obat sebagai Antikanker Payudara Dependen Hormonal melalui Pengujian In Vivo". Dia memaparkan
menurut perhimpunan onkologi Indonesia pada 2015, kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya.
"Secara umum faktor risiko untuk kanker payudara antara lain usia, metobolisme, hormon, jenis kelamin, riwayat reproduksi, beberapa faktor lingkungan," tutur Kurnia.
Indonesia, menurut WHO pada 2020 dari kasus kanker tersebut, terjadi pada wanita di semua usia yang masih lumayan tinggi yaitu 30,8. "Penanganan masih terus berkembang sampai sekarang termasuk peneliti-peneliti dari tanaman obat, herbal masih berproses untuk mencari penanganan-penanganan yang terbaik diantaranya dari fito kimia dari ekstrak tanaman obat," ujar Kurnia.
| Baca juga: Pengembangan Obat Antikanker dari Bahan Alam Butuh Strategi |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id