Arif Nur Muhammad Ansori, peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair). DOK Unair
Arif Nur Muhammad Ansori, peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair). DOK Unair

Peneliti Unair Paparkan Inovasi Terapi Kanker Serviks dengan Daun Srikaya di Jepang

Renatha Swasty • 30 Januari 2024 21:11
Jakarta: Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyakit dengan penderita kedua terbanyak di Indonesia. Hal ini mendorong peneliti untuk membuat inovasi terapi kanker serviks, salah satunya Arif Nur Muhammad Ansori.
 
Peneliti Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) ini mengembangkan inovasi terapi kanker serviks berbasis bahan herbal. Inovasi itu ia paparakan pada The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience di Knowledge Capital Congrès Convention Center, Osaka, Jepang pada 26-27 Januari 2024.
 
Arif dan tim mengusung daun srikaya sebagai bahan utama terapi kanker serviks. Arif memparkan presentasi berjudul “Apoptosis Sel HeLa dengan Induksi oleh Ekstrak Daun Annona squamosa atau Srikaya: Pendekatan In Vitro”.  

Arif menyebut masih sedikit penelitian terkait inovasi ini. Apalagi, menggunakan daun srikaya sebagai bahan utama.
 
"Pada jurnal ilmiah terindeks Scopus bahkan hanya ada sekitar 50 publikasi ilmiah mengenai manfaat daun srikaya sebagai terapi kanker serviks,” beber Arif dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa, 30 Januari 2024.
 
Arif akan terus melanjutkan proses penelitiannya. Namun, ia tidak sendiri. Arif melakukan penelitian bersama alumnus FKH Unair yang juga peneliti di Sekolah Kedokteran Hewan IPB University dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amaq Fadholly, serta sesama penerima Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Batch III.
 
“Selanjutnya kami akan terus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas penelitian dan terobosan ilmiah yang lebih baik,” tutur dia.
 
Simposium ini diikuti beberapa negara lain, seperti Britania Raya, Amerika Serikat, Kanada, Singapura, Prancis, Jerman, Italia, Filipina, Taiwan, India, Tiongkok, Jepang, hingga Korea Selatan. Arif mempelajari banyak hal dalam simposium ini, termasuk proses diagnostik dan terapi terkini dalam melawan kanker.
 
“Beberapa penelitian negara lain ada yang menggunakan hewan coba, ada yang sampai tahap uji klinis tingkat akhir, hingga menjadi produk unggulan,” beber dia.
 
The 11th Takeda Science Foundation Symposium on PharmaScience merupakan simposium yang membahas kemajuan pencitraan molekuler. Kemajuan ini menjadikan pencitraan molekuler untuk menggambarkan fenomena kehidupan dalam biologi, serta membantu menentukan diagnosis penyakit secara tepat.
 
Baca juga: Guru Besar Unair Ungkap Kandungan Temulawak hingga Manfaatnya Buat Imunitas Tubuh

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan