Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Atasi Kejenuhan Belajar Daring Lewat Laboratorium dan Pustaka Maya

Arga sumantri • 03 Agustus 2021 10:39
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mengembangkan aplikasi pembelajaran berbasis teknologi informasi yang dikenal dengan Rumah Belajar. Aplikasi yang telah dikembangkan sejak 2011 itu memiliki dua fitur menarik, yaitu laboratorium dan pustaka maya. 
 
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih menyampaikan, upaya yang dilakukan Kemendikbudristek ini agar semua kalangan dapat mengakses pembelajaran jarak jauh di mana saja, kapan saja, dan semakin berkualitas selama masa pandemi covid-19. Aplikasi ini merupakan portal pembelajaran berbasis laman yang berisi berbagai macam metode pembelajaran. 
 
"Mulai dari sumber belajar kelas maya yang dapat diakses orang tua, guru di sekolah, peserta didik dan masyarakat," papar Sri mengutip siaran pers Kemendikbudristek, Selasa, 3 Agustus 2021.

Sri menjelaskan fitur pustaka maya yaitu layanan pustaka digital yang berisi berbagai topik bahan belajar yang dapat diakses masyarakat melalui laman https://psbsekolah.kemdikbud.go.id/. Sementara, laboratorium maya berbentuk serupa laboratorium riil yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran ataupun penelitian secara ilmiah. 
 
"Ini merupakan upaya konkret pemerintah dalam menyiapkan profil Pelajar Pancasila untuk pelajar kita yang menjadi elemen penting untuk mempersiapkan generasi unggul di masa yang akan datang," jelasnya.
 
Baca: Genjot Kreativitas Dosen, Unpad Luncurkan Hibah Inovasi Pembelajaran Daring
 
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar, Khaeruddin, menyampaikan laboratorium riil adalah ruangan untuk melakukan kegiatan percobaan atau praktikum yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan yang riil. Di dalamnya tersedia seperangkat peralatan nyata dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menggunakan laboratorium merupakan sebuah eksperimen nyata.
 
"Melalui kegiatan laboratorium riil siswa mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hukum dan sebagainya," jelas Khaeruddin. 
 
Sedangkan, laboratorium maya adalah perangkat lunak (software) yang dijalankan perangkat keras (hardware). Semua peralatan yang diperlukan terdapat di dalam perangkat lunak laboratorium maya tersebut.
 
 

Khaerudin menyimpulkan bahwa laboratorium maya merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan ilmiah berupa penelitian, eksperimen, pengujian, dan pengukuran yang terkontrol dalam kondisi tidak nyata atau tidak sebenarnya. Laboratorium maya dapat diakses melalui https://belajar.kemdikbud.go.id/. 
 
"Laboratorium maya adalah ruang kerja elektronik untuk berkolaborasi dan eksperimentasi dalam penelitian atau kegiatan kreatif lainnya, untuk menghasilkan dan memberikan hasil melalui dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,” ujarnya. 
 
Khaerudin juga menekankan bahwa konsep literasi sebetulnya tidak hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis. Ia mengatakan, saat ini arus globalisasi berdampak signifikan pada perubahan pola hidup masyarakat dunia, maka literasi harus juga mencakup literasi numerik, teknologi, budaya, dan sebagainya yang bertujuan mencapai kemaslahatan masyarakat. 
 
"Sejatinya, dalam hal teknologi pembelajaran bukan hanya mengembangkan teknologi. Tapi yang penting adalah bagaimana teknologi tersebut digunakan dengan tepat untuk membuat peserta didik belajar lebih optimal," ujarnya.
 
Baca: Siswa Baru SMAN 8 Jakarta Dibekali Latihan Dasar Kepemimpinan via Daring
 
Guru IPA Sekolah Lentera Kasih Makassar, Ainun Najib Alfatih menceritakan pengalamannya setelah menggunakan laboratorium maya. Ia mengisahkan pengalamannya bahwa dalam situasi pandemi ini, guru ditantang untuk tetap bisa memberikan proses belajar mengajar yang maksimal. 
 
Namun, pembelajaran daring memiliki banyak kekurangan, terutama bagi guru yang dalam proses mengajar memerlukan visualisasi. Ainun mengatakan, mereka betul-betul memerlukan praktikum. Laboratorium virtual diyakini akan memudahkan para guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih berkualitas.
 
"Sudah ada beberapa platform yang saya gunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, sehingga bisa mengurangi rasa bosan anak-anak. Tapi setelah menggunakan laboratorium maya, saya bisa menggabungkannya dan lebih memberikan banyak kemudahan dan akses pembelajaran khususnya buat praktikum," jelas Ainun.
 
Ainun menilai laboratorium maya sangat cocok digunakan karena tantangan terbesar dalam belajar daring adalah rasa bosan yang menyerang anak-anak. Menurutnya, aplikasi ini dapat membantu guru untuk membangun motivasi anak-anak agar tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran karena banyaknya variasi fitur yang disuguhkan.
 
"Adanya Rumah Belajar ini membantu saya bisa lebih memvariasikan aktivitas-aktivitas di kelas, terutama untuk aktivitas praktikum atau aktivitas yang membutuhkan visualisasi," tutur Ainun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan