"Saat ini sudah dibangun tiga tenda di kawasan sekolah. Tenda tersebut difungsikan sebagai kelas darurat," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, Kamis, 11 September 2025.
Mu'ti menyebut peristiwa ambruknya atap kelas SMKN 1 Cileungsi membuat sekolah mesti menerapkan pembelajaran hybrid. Sebagian murid bergantian belajar secara luring dan daring.
"Saat ini berjalan metode pembelajaran hybrid, yakni luring dan daring secara bergantian," ujar dia.
Baca juga: Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Kemendikdasmen Salurkan Rp2 Miliar untuk Revitalisasi |
Kemendikdasmen juga memberikan uang santunan dan pendampingan psikososial kepada korban. Bantuan ditujukan kepada 30 murid dan dua guru yang mengalami luka-luka.
Sementara itu, pihaknya mengalokasikan anggaran revitalisasi sebesar Rp2 miliar untuk perbaikan sekolah. "Rp 2 miliar ini untuk memperbaiki tiga bangunan yang rusak," jelas Mu'ti.
Proses perbaikan akan masuk Program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bidang pendidikan. Perbaikan SMKN 1 Cileungsi ditargetkan selesai sebelum 15 Desember dengan skema pembangunan swakelola.
“Untuk sekolah yang rusak akan segera kami perbaiki dengan anggaran tahun 2025, sehingga kami harapkan pada pertengahan bulan Desember tahun ini kegiatan pembangunan sudah dapat diselesaikan sehingga anak-anak dapat belajar sebagaimana biasa,” ujar Mu'ti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News