Pada program ini, guru diharapkan menjadi fasilitator pembelajaran. Guru dilatih untuk bisa memahami Kurikulum Merdeka secara utuh dan mampu mendiseminasikannya.
Pendidik dari SDN 019 Samarida Utara, Andi Sulmiati, mengatakan materi yang disampaikan pada program ini sangat mudah dipahami. Selama ini, ia kesulitan mendiseminasikan Kurikulum Merdeka.
"Para fasilitator kota bisa menyampaikannya dengan baik, ditambah apa yang mereka sampaikan adalah hasil dari praktik baik mereka sehingga mereka menguasai setiap materi yang disampaikan," kata Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Sabtu 28 September 2024.
Dia menyebut program ini sangat membantu tugasnya sebagai seorang guru. Terutama dalam mempersiapkan bahan ajar yang inovatif.
Program ini diinisiasi oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) bersama Putera Sampoerna Foundation dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda. Kegiatan ini secara konsisten dilakukan sejak tahun 2022.
“Kegiatan ini upaya membentuk para calon fasilitator sebelum nanti dikukuhkan baik dalam implementasi di sekolah maupun dalam pengimbasan, semoga semakin banyak peserta yang terimbas dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Samarinda," ucap Assistant Vice President CSR PT SMI, Hendriko Leonard Wiremmer.
Tahun ini kegiatan dilaksanakan mulai dari 18 September hingga 21 September 2024. Dari waktu ke waktu, antusiasme dari peminat kegiatan ini kian meningkat.
Pada bulan Mei 2023, terdapat 409 peserta diseminasi. Lalu peserta diseminasi di bulan Mei 2024 terdapat 521 orang. Sementara itu, bulan September 2024, terdapat 750 peserta yang mengikuti diseminasi.
Kegiatan diseminasi berikutnya akan dilanjutkan pada awal Oktober 2024. Rencana materi yang dibawakan masih berkaitan dengan Kurikulum Merdeka.
“Ini menambah semangat kami untuk terus berbagi praktik baik kepada pendidik di seluruh wilayah Samarinda, bahkan kami ingin terus melebar hingga wilayah luar Samarinda," ucap salah satu fasilitator Kota Samarinda, Hafid.
Peserta program juga dilatih agar mampu melakukan survei kebutuhan pelatihan, mengembangkan modul, dan melakukan fasilitasi mandiri. “Para guru yang semula diseleksi lalu diberikan pelatihan hingga saat ini sudah semakin siap untuk berbagi ilmunya di Kota Samarinda dan sekitarnya,” ucap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadin.
Baca juga: Guru di Pedalaman Kalteng Sempat Salah Kaprah Kurikulum Merdeka |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News