Mendikbud, Muhadjir Effendy bersama Presiden Lego Education Esben Staerk, dokumentasi Humas Kemendikbud.
Mendikbud, Muhadjir Effendy bersama Presiden Lego Education Esben Staerk, dokumentasi Humas Kemendikbud.

Belajar Cara Denmark Perlakukan Pendidikan Formal dan Nonformal

Intan Yunelia • 07 September 2018 13:00

Jakarta:  Denmark, negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) posisi ke-5 tertinggi dalam IPM di dunia, menjadi salah satu negara yang mencuri perhatian Menteri Pendidikan, dan Kebudayaan (Mendikbud) saat rangkaian kunjungan kerjanya ke sejumlah negara di Eropa.  Terutama bagaimana cara Denmark mengembangkan pendidikan formal dan nonformal yang berhasil menjadi rujukan dunia.
 
Setelah menyambangi Jerman pekan lalu, perjalanan Muhadjir pun bergeser ke Denmark, untuk bertemu Menteri Kebudayaan Denmark.  Muhadjir menyebut penggabungan sistem pendidikan formal dan nonformal (kursus) di Denmark sebagai sesuatu yang menarik, dan layak jadi rujukan.
 
Tidak ada kesan diskriminasi, bahwa pendidikan nonformal dinomor duakan.  Bahkan di Denmark, pendidikan nonformal menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan keterampilan tenaga kerja.

Muhadjir pun menyempatkan berkunjung ke Lego Education di Billund, sekitar 400 km dari Kopenhagen untuk melihat praktik nyata pendidikan nonformal di sana.  Lembaga yang dibangun oleh perusahaan mainan anak-anak kelas dunia itu, merupakan rujukan menarik bagi pengembangan pendidikan, dengan memanfaatkan teknologi digital.
 
"Di Lego Education Billund, siswa diajak berfikir kreatif, sistematis, dan mampu mengembangkan kemampuan individunya," kata Muhadjir.
 
Baca: Pengiriman Guru SMK ke Jerman Ditargetkan Jalan di 2019
 
ia bahkan terkesan dengan aktivitas bermain sambil belajar yang dilakukan anak-anak di sana. Bagaimana anak-anak bermain sambil belajar, bekerja secara kelompok, dengan kompak dan kreatif, lalu mengambil makanan, dan membersihkan sisa makanan secara mandiri.
 
“Walaupun materi pelajarannya serius, dan lumayan berat, tetapi dilakukan dengan sangat menyenangkan. Ini akan membentuk karakter yang baik,” ujarnya.
 
Presiden Lego Education Esben Staerk menerangkan, pihaknya secara terus menerus melakukan kajian, dan inovasi pembelajaran untuk anak-anak usia 3 hingga 16 tahun. Fokusnya, meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.
 
“Kami merancang sumber daya berdasarkan sistem kursus, dan menggabungkan dengan kurikulum dan sumber daya digital,” jelas Esben.
 
Sistem tersebut juga tercermin pada kunjungan hari kedua Mendikbud,  di Technical Education Copenhagen (TEC), dan Niels Brock Copenhagen Bussiness College. "Di kami, tidak ada pemisahan sistem pendidikan formal dan nonformal," tutup Sekretaris Permanen Menteri Pendidikan Denmark, Sharon Hartman.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan