Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto. DOK Unair
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto. DOK Unair

Guru Besar Unair Dukung Penanggalan Jabatan Profesor, Agar Masyarakat Tak Mudah Terpesona Gelar

Renatha Swasty • 29 Juli 2024 20:08
Jakarta: Jabatan profesor dan penggunaannya akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat lantaran ada sejumlah pihak yang mendapatkannya dengan cara-cara tak pantas. Masyarakat mesti disadarkan terkait jabatan profesor.
 
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Bagong Suyanto, menyebut menanggalkan jabatan profesor bisa menjadi salah satu langkah menyadarkan masyarakat bahwa profesor adalah sebuah jabatan fungsional akademik, bukan sekadar simbol status atau gengsi.
 
“Dengan demikian, masyarakat tidak akan mudah terpesona oleh gelar profesor. Masyarakat juga lebih fokus pada substansi ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang akademisi,” ujar Bagong dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 29 Juli 2024.

Bagong meyakini penanggalan jabatan profesor tidak akan menimbulkan dampak negatif. Justru, hal tersebut akan mendorong upaya penilaian kinerja akademik seorang profesor dengan lebih kritis.
 
“Masyarakat akan lebih kritis dalam menilai kinerja seorang profesor dan tidak mudah terpengaruh oleh gelar semata,” tutur dia.
 
Bagong menyarankan agar perguruan tinggi melakukan upaya pencegahan terhadap tindakan melanggar etika dalam mendapatkan jabatan profesor.
 
“Yang perlu dilakukan adalah mencegah adanya upaya-upaya melanggar etika dalam mengejar jabatan sebagai profesor,” ujar dia.
 
Dia juga menyarankan agar perguruan tinggi lebih proaktif. Terutama, dalam mencegah upaya-upaya untuk meraih jabatan profesor dengan cara yang melanggar etika.
 
“Perguruan tinggi harus memiliki mekanisme yang kuat untuk menjaga integritas akademik,” tutur dia.
 
Bagong berpendapat perlu dilakukan kembali meningkatkan kesadaran masyarakat awam terhadap gengsi jabatan profesor. Kemudian, perlu dibangun wacana baru yang tidak membuat orang di luar dunia akademik tertarik mengejar gelar tersebut.
 
“Gengsi jabatan profesor perlu didekonstruksi untuk kemudian merekonstruksi wacana baru yang tidak merangsang orang di luar dunia akademik tertarik mengejarnya,” ujar dia.
 
Baca juga: Kenalan dengan Fathul Wahid, Rektor UII Yogyakarta yang Enggan Sebut Gelar Profesor

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan