Ilustrasi: MI/Panca Syurkani
Ilustrasi: MI/Panca Syurkani

UKT Naik, Pendidikan Tinggi Hak Warga Negara atau Komoditas Ekonomi?

Ilham Pratama Putra • 23 Mei 2024 13:15
Jakarta: Ilmuwan Diaspora Indonesia yang kini menjadi Assistant Professor di Chemical and Environtmental Engineering Faculty of Enginering, University of Nottingham, Bagus Putra Muljadi menilai polemik kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Indonesia mesti ditelisik lebih lanjut. Mahal atau tidaknya UKT adalah perihal falsafah bernegara.
 
"Di tengah ramainya reaksi akan kenaikan UKT, perlu kita pahami apakah pendidikan tinggi itu hak berkewarganegaraan, atau komoditas ekonomi?," kata Bagus kepada Medcom.id, Rabu 22 Mei 2024.
 
Pun apabila UKT dipatok tinggi, hal itu tak bisa begitu saja menjadi tolok ukur tinggi rendahnya kualitas sebuah perguruan tinggi.  Sebab, kata Bagus, UKT bukanlah satu-satunya variabel penentu kualitas.

"UKT bukanlah satu satunya variabel penentu kualitas sebuah universitas," jelasnya.
 
Pasalnya di luar negeri besaran UKT atau biaya kuliah juga tidak murah, namun beberapa kampus di Indonesia nyatanya sudah banyak yang memiliki kualitas sepadan dengan sejumlah kampus di luar negeri meski sumber daya di kampus Indonesia masih terbatas.
 
"Kalau hanya dilihat dari UKT, maka universitas-universitas seperti ITB, dan UGM memiliki performa yang baik (relatif sama terhadap universitas di UK dan US dengan ranking yang sepadan) bahkan di tengah keterbatasan sumber dayanya," ungkap dia.
 
Baca juga:  Intip Yuk, Begini Kebijakan UKT Universitas di Inggris, Amerika, hingga Eropa


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan