"Kita menangkap tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa, profesor universitas, dan institusi dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia ini ada pada tiga masalah yang besar," kata Pramoda dalam paparannya pada Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) di Sanur, Bali, Selasa, 1 Oktober 2024.
Untuk mahasiswa, terdapat kesulitan menemukan pekerjaan yang tepat. Mahasiswa kesulitan mendapat upah yang bagus setelah lulus karena persoalan kompetisi di dunia kerja.
"Untuk profesor, mereka tidak memiliki sumber uang untuk melakukan penelitian hingga sulit untuk berkolaborasi," jelas dia.
Kemudian, masalah ketiga adalah institusi pendidikan, yakni Indonesia memiliki terlalu banyak universitas. Indonesia memiliki 4.356 universitas hingga politeknik dengan 9,8 juta mahasiswa.
"Di sana ada 32 ribu lebih program studi dan 338 ribu profesor juga lektor. Jadi, ini sendiri adalah tantangan besar dan ekosistem yang besar," ungkap dia.
Pihaknya membangun kebijakan Kampus Merdeka untuk mengelola itu. Dia menuturkan Kampus Merdeka melakukan emansipasi terhadap sistem dan kebutuhan bagi universitas, lulusan, hingga industri.
Berbagai program dihadirkan untuk mendukung universitas berkembang. Sehingga, mampu mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Program dalam Kampus Merdeka antara lain kampus mengajar yang membuka peluang mahasiswa dan dosen berkontribusi bagi pengembangan pendidikan jenjang dasar dan menengah di berbagai daerah. Kemudian, program pertukaran mahasiswa internasional atau Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), agar mahasiswa mendapatkan pendidikan terbaik di kampus terbaik di dunia.
Lalu, dorongan peningkatan kompetensi mahasiswa di dunia kerja melalui Magang Studi Independet Bersertifikat (MSIB). Selanjutnya, dibangun platform KedaiReka untuk sinergitas universitas dan industri dalam menghasilkan produk inovasi.
"Ini membuat kami jauh berkembang. Sebelum kami mengambil langkah ini benar-benar banyak sekali kekurangan. Kami percaya bahwa solusinya saat ini berfungsi dengan baik," ujar dia.
Baca juga: Delegasi GSVI 2024 Berikan Solusi Tata Kelola Pendidikan Tinggi ke Indonesia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News