Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Kompetensi dan Manajemen, Pramoda Dei Sudarmo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Kompetensi dan Manajemen, Pramoda Dei Sudarmo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Delegasi GSVI 2024 Berikan Solusi Tata Kelola Pendidikan Tinggi ke Indonesia

Ilham Pratama Putra • 02 Oktober 2024 09:46
Bali: UESCO dan UNICEF menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024. GSVI akan mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional.
 
Delegasi akan mengupas Kurikulum Merdeka, utamanya Merdeka Belajar sebagai ekosistem dalam teknologi pendidikan. Pembahasan juga tak lepas dari dunia pendidikan tinggi, khususnya tata kelola perguruan tinggi.
 
Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Kompetensi dan Manajemen, Pramoda Dei Sudarmo, mengutarakan sejumlah persoalan yang dihadapi Indonesia lima tahun lalu di jenjang pendidikan tinggi. Mulai dari persoalan yang dihadapi mahasiswa secara akademik, pengembangan tenaga pendidik, hingga sinergitas kampus dengan industri.

Ia melempar persoalan itu kepada para delegasi yang hadir dalam GSVI 2024. Pramoda meminta saran atas persoalan yang dihadapi Indonesia lima tahun lalu itu.
 
Berbagai jawaban muncul. Delegasi menyarankan Indonesia dapat membuat regulasi yang mendorong kerja sama kampus dengan industri.
 
Adapula saran untuk dapat mendorong mahasiswa melakukan magang hingga mengikuti pelatihan bersertifikat (micro-credential). Muncul pula ide membuka kolaborasi dosen antar perguruan tinggi.
 
Ide dari tiap perwakilan negara dan organisasi internasional itu telah dilakukan oleh Indonesia. Saran-saran itu pula telah dilakukan lima tahun terakhir.
 
"Dari jawaban yang ada, yang menakjubkan, bagaimana banyak hal yang mirip dengan apa yang sudah kami lakukan lima tahun terakhir," kata Pramoda setelah mendapat jawaban dari para delegasi dalam acara GSVI di Sanur, Bali, Selasa, 1 Oktober 2024.
 
Ia menjelaskan solusi itu dijalankan lewat kebijakan Kampus Merdeka. Pramoda menyebut Kampus Merdeka melakukan emansipasi terhadap sistem dan kebutuhan bagi universitas, lulusan, hingga industri.
 
Berbagai program dihadirkan untuk mendukung universitas berkembang. Sehingga, mampu mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
 
Program dalam Kampus Merdeka antara lain kampus mengajar yang membuka peluang mahasiswa dan dosen berkontribusi bagi pengembangan pendidikan jenjang dasar dan menengah di berbagai daerah. Kemudian, program pertukaran mahasiswa internasional atau Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), agar mahasiswa mendapatkan pendidikan terbaik di kampus terbaik di dunia.
 
Lalu, dorongan peningkatan kompetensi mahasiswa di dunia kerja melalui Magang Studi Independet Bersertifikat (MSIB). Selanjutnya, dibangun platform KedaiReka untuk sinergitas universitas dan industri dalam menghasilkan produk inovasi.
 
"Ini membuat kami jauh berkembang. Sebelum kami mengambil langkah ini benar-benar banyak sekali kekurangan. Kami percaya bahwa solusinya saat ini berfungsi dengan baik," ujar dia.
 
Baca juga: Sistem Pengelolaan Pendidikan Tinggi di Indonesia Terbesar ke-4 di Dunia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan