Ilustrasi. DOK MI/Arya Manggala
Ilustrasi. DOK MI/Arya Manggala

Siswa Jangan Cuma Diukur Lewat Ujian Kognitif

Ilham Pratama Putra • 12 September 2025 21:05
Jakarta: Sistem evaluasi pendidikan tidak boleh hanya mengukur satu indikator tertentu. Misalnya hanya melihat kemampuan kognitif.
 
Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (IKA UNJ), Uswadin, mengatakan pengukuran satu indikator seperti kognitif mencerminkan sistem evaluasi pendidikan tidak ramah terhadap berbagai potensi anak. Sistem evaluasi pendidikan harus dibuat humanis dan adaptif.
 
"Sistem evaluasi pendidikan mesti humanis dan adaptif," kata Uswadin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR RI dikutip Jumat, 12 September 2025.

Ia menegaskan pengukuran kemampuan anak tidak bisa hanya lewat ujian yang menilai kemampuan kognitif anak. Tapi juga harus dilihat kemampuan lainnya.
 
Baca juga: TKA Bukan Penentu Kelulusan Siswa, Lalu Buat Apa? 

"Evaluasi tidak hanya berbasis ujian kognitif, tapi secara afektif juga psikomotorik itu juga harus bisa diukur," jelasnya.
 
Uswadin mengatakan siswa juga harus didorong memiliki kemampuan lain di luar kelas. Siswa didorong memiliki proyek yang ia suka dan dapat dikembangkan.
 
"Proyek-proyek ini akan menjadi portofolio bagi dia, keterampilan hidup hingga kontribusi sosial," jelasnya.
 
Menurutnya, hal ini akan mendukung para siswa, utamanya dalam menjawab kebutuhan abad ke-21. "Hal ini sejalan dengan kebutuhan abad 21 yang menekankan kreativitas, kolaborasi, komunikasi dan berpikir kritis," tutur dia. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan