Biar kamu enggak kelamaan kepo, yuk kita simak artikel yang dilansir dari laman Brain Academy berikut ini. Tulisan ini akan mengupas tentang sejarah dan sosok Raden Saleh, seorang pelukis beraliran modern pertama di Indonesia, mulai dari kisah hidup fakta-fakta menarik tentangnya.
Kelahiran Raden Saleh
Raden Saleh memiliki nama asli Raden Saleh Sjarif Boestaman. Ia lahir di Terboyo, Semarang dengan tahun kelahiran yang tidak diketahui kepastiannya. Di suatu kesempatan Raden Salem pernah menulis ia kelahiran Mei 1811, namun dalam sebuah surat juga disebutkan kelahiran tahun 1814.Namun Werner Kraus, kurator asal Jerman yang seperempat abad hidupnya mendalami dan mempelajari karya Raden Saleh menilai kelahiran Raden Saleh di tahun 1811 dianggap lebih tepat. Alasannya karena sesuai dengan data, Raden Saleh mulai belajar melukis pada 1819, ketika ia berusia 8 tahun dan masih bersekolah di Volks-School (sekolah rakyat).
Raden Saleh lahir dari keluarga keturunan Jawa-Arab. Ayahnya bernama Sayyid Husen bin Alwi bin Awal bin Yahya merupakan seorang keturunan Arab, sedangkan Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen merupakan keturunan Jawa ningrat tinggal di daerah Terboyo, Semarang.
Raden Saleh adalah cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi Ibunya. Raden Saleh telah diserahkan kepada pamannya sejak usia 10 tahun, yakni Kiai Adipati Soero Menggolo yang kala itu menjadi bupati Semarang saat Indonesia masih berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda.
Sang paman juga merupakan salah satu anggota Javaansch Weldading Genootschap (masyarakat filantropi), di mana sebagian anggotanya merupakan pejabat Belanda. Perkumpulan inilah yang kemudian mendorong minat Raden Saleh pada seni lukis dan kebudayaan Eropa.
Diangkat Murid oleh Pelukis Belgia
Raden Saleh diketahui telah menunjukkan bakat menggambarnya sejak sekolah di Volks School. Bahkan sejak usia remaja, yakni sekitar 12 tahun, bakat menulisnya telah berhasil mencuri perhatian pelukis asal Belgia, A.A.J Payen. Waktu itu, Payen tengah datang ke Indonesia untuk membantu Prof Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor dan Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau-pulau sekitarnya pada masa pemerintahan kolonial Belanda.Reinwardt bersama satu tim juru gambar dan juru lukis, termasuk Payen berkeliling pulau Jawa ketika mereka bertemu Raden Saleh di kediamannya yang saat itu berada di Cianjur, rumah Residen Priangan, Jonkheer Robert L.S. Van Der Capellen. Saat itulah, bakat melukis Raden Saleh berhasil memikat hati A.A.J. Payen.
Akhirnya, Raden Saleh yang saat itu masih mengenyam pendidikan di Sekolah Raja yang didirikan Van der Capellen pun diangkat menjadi murid pelukis asal Belgia tersebut. Dari Payen, Raden Saleh mulai berkenalan dengan palet, cat minyak, terpentin, minyak rami, dan pisau lukis.
Payen pun mengajarkan Raden Saleh gaya lukisan Eropa dan seni Barat. Tidak hanya belajar melukis, Raden Saleh juga sering diajak berkeliling Jawa dalam perjalanan dinas A.A.J. Payen.
Dalam perjalanan keliling Jawa inilah, Raden Saleh mendapatkan banyak inspirasi untuk lukisannya. Pada setiap daerah yang mereka singgahi juga, Raden Saleh diberi tugas untuk melukis tipe-tipe orang Indonesia yang ada di wilayah tersebut.
Kisah Raden Saleh di Eropa
Bakat melukis Raden Saleh juga banyak berkembang berkat peran Van de Capellen. Di mata Raden Saleh, Van der Capellen layaknya seorang bapak yang memberikan perhatian kepadanya.Berkat Capellen pula, Raden Saleh mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Eropa. Raden Saleh berlayar ke Belanda pada 1829. Ia tercatat menjadi wajah pribumi pertama yang menjajaki bumi Eropa untuk belajar seni.
Meskipun awalnya Raden Saleh tidak memiliki niatan untuk menetap lama di Belanda, pada akhirnya ia memilih untuk tinggal selama dua tahun untuk belajar litografi, berhitung, dan bahasa Belanda.
Kesempatan ini juga bisa terwujud berkat rekomendasi dari A.A.J. Payen serta dukungan dari Reinwardt dan Van der Capellen. Segala keperluan Raden Saleh pun ditunjang oleh pemerintah Belanda.
Selama di Negara Kincir Angin tersebut, Raden Saleh tinggal di rumah J.W. Nibbelink dan memahirkan bahasa Belanda di bawah asuhan J. Verheys dan Ten Brumer. Di Den Haag, Belanda, Raden Saleh belajar melukis potret di bawah bimbingan Cornelis Kruseman, seorang pelukis istana yang kerap menerima pesanan pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan.
Selain potret, Raden saleh juga belajar melukis pemandangan kepada ahlinya, yaitu Andries Schelfhout. Tekad Raden Saleh untuk menjadi seorang pelukis semakin diperkuat dengan menggelar pameran di Den Haag dan Amsterdam.
Masyarakat Belanda pun takjub ketika melihat lukisan Raden Saleh. Mereka tidak percaya bahwa seorang pelukis muda asal Hindia Belanda (Indonesia) dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat.
Lantaran senang belajar seni lukis di Eropa, Raden Saleh akhirnya menetap lebih lama dari yang direncanakan. Bahkan, ia selalu menolak ketika ditawari untuk kembali ke Jawa. Dalam perundingan antara Raja Willem II dan pemerintah Hindia Belanda, ia diberikan izin untuk tinggal lebih lama, namun tunjangan dari kas pemerintah Belanda Dihentikan.
Raden Saleh pun menjadi pelopor para mahasiswa Indonesia untuk datang dan belajar di Belanda. Namun aksinya membuat gundah pemerintah kolonial Hindia Belanda karena khawatir Raden Saleh akan membawa gagasan-gagasan untuk menentang kolonialisme ke Jawa.
Apalagi pada saat itu, baru saja pecah perang Jawa dan Belanda belum lama memadamkan pemberontakan Pangeran Diponegoro.
Fakta Menarik Raden Saleh
1. 'Sang Pelukis Raja'
Pada 1839, Raden Saleh pergi ke Jerman untuk menggali ilmu melukis. Kala itu Raden Saleh berstatus tamu kehormatan Kerajaan Jerman.Kemudian ia tinggal di Jerman selama lima tahun untuk menimba ilmu melukis. Waktu itu, Jerman belum mengenal gaya orientalisme, sehingga Raden Saleh menjadi orang pertama di Jerman yang melukis dengan gaya orientalisme.
Lima tahun kemudian, yakni tahun 1844, Raden Saleh kembali ke Belanda dan sudah menyandang nama besar sebagai pelukis yang sangat terkenal. Bahkan, Raja Willem II pun menganugerahkan Bintang Eikenkoon kepada Raden Saleh, sebuah tanda penghargaan dari Luxemburg. Bahkan setelah itu, Raden Saleh diangkat sebagai pelukis istana atau pelukis raja oleh Raja Willem II.
2. Pulang ke Nusantara
Bertahun-tahun menimba ilmu di Eropa, lalu Raden Saleh pun kembali ke Hindia Belanda pada 1815. Saat itu Raden Saleh mendapat tugas sebagai konservator “Kumpulan Koleksi Benda-Benda Seni”.Diceritakan pada tahun 1853/1854, Raden Saleh bertemu dan menikahi seorang perempuan Eropa bernama Winkleman yang memiliki tanah di Weltevreden, yang sekarang menjadi daerah Gambir. Akan tetapi, pernikahan mereka tidak bertahan lama, sehingga Raden Saleh menceraikan Winkleman dan kemudian pada tahun 1868 menikahi perempuan Jawa keturunan ningrat dari Keraton Yogyakarta bernama Raden Ayu Danoediredjo.
Di Jawa, nama Raden Saleh sebagai pelukis besar tetap terjaga. Namun di sisi lain, pemerintah kolonial tetap menaruh kecurigaan terhadapnya. Pada tahun 1868, Raden Saleh dituding terlibat dalam beberapa kerusuhan. Namun, tuduhan tersebut tidak berdasar dan membuat Raden Saleh kecewa.
3. Akhir Hayat Raden Saleh
Raden Saleh sempat kembali mengunjungi Eropa pada tahun 1875 bersama sang istri. Ia juga sempat mengunjungi Italia sebelum akhirnya kembali ke jawa pada tahun 1878.Dua tahun setelah kembali ke Jawa, tepatnya pada 23 April 1880, Raden Saleh meninggal dunia. Menurut pemeriksaan dokter, penyebab kematiannya adalah terhambatnya aliran darah karena pengendapan yang terjadi di dekat jantungnya. Jasad Raden Saleh dikebumikan di TPI Bondongan, Bogor, Jawa Barat. Di nisan makam, tertulis keterangan dirinya sebagai pelukis kerajaan Belanda yang berbunyi:
"Raden Saleh. Djoeroegambar dari Sri Padoeka Kandjeng Radja Wollanda Ridder de Orde van de Eiken Kroon, Kom Met De Ster Der Frans Joseph Orde, Ridder Der Kroon Orde van Pruissen, Ridder van den Witten Valk."
Baca juga: Mengintip Kedekatan Indonesia dan Dunia Arab Hingga Dapat Surat Pengakuan Kedaulatan dari Mesir |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id