Ruhana Kuddus. DOK ebookanak
Ruhana Kuddus. DOK ebookanak

Ruhana Kuddus, Wartawati Pertama yang Menginspirasi Perempuan Indonesia

Renatha Swasty • 13 Februari 2025 12:23
Jakarta: Ruhana Kuddus merupakan tokoh perempuan Minang yang memiliki peran penting dalam dunia jurnalistik. Ia dinobatkan sebagai salah satu perintis pers Indonesia dan dikenal sebagai wartawati pertama di Tanah Air. Ruhana Kuddus lahir pada 20 Desember 1884 di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
 
Dikutip dari akun Instagram @bpipri, Ruhana Kuddus memiliki hubungan kekerabatan dengan tokoh-tokoh besar Indonesia. Ia merupakan saudara dari Perdana Menteri pertama Republik Indonesia, Sutan Syahrir, serta bibi dari penyair ternama Chairil Anwar.
 
Selain itu, ia juga masih satu nenek dengan H. Agus Salim. Ruhana Kuddus wafat pada 17 Agustus 1972 di kediaman putranya, Jasma Juni, di Jalan Sukabumi No. 1, Jakarta, dalam usia 88 tahun.

Sebagai seorang jurnalis, Ruhana Kuddus aktif menulis dan menuangkan gagasan serta pengetahuannya dalam surat kabar Sunting Melayu. Karya-karyanya berisi pemikiran kritis tentang pendidikan perempuan dan kemajuan bangsa.
 
Atas dedikasinya dalam dunia pers, Ruhana Kuddus dianugerahi penghargaan sebagai "Perintis Pers Indonesia" pada peringatan Hari Pers Nasional ke-3, yang jatuh pada 9 Februari 1987. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam dunia jurnalistik.
 

Tulisan Ruhana Kuddus cikal bakal pers

Salah satu tulisan bersejarah Ruhana Kuddus yang menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan dimuat dalam Sunting Melayu No. 8, pada 13 Februari 1913, dengan judul "Ingin Akau Maju". Dalam tulisan tersebut, ia mengungkapkan harapannya agar perempuan mendapatkan akses pendidikan lebih luas.
 
“…Sekarang berseroelah hamba di dalam soerat chabar ini moedah2an oeni2 dan kakak hamba dalam negeri kota nan IV akan memasoekkan anak2 perempoean ke sekolah; boleh djadi nanti kalau banjak anak2 perempoean bersekolah di kota nan IV, tentoelah kepala pemerentah soedi mendjari akal dan daja oepaja boeat memadjoekan anak2 perempoean lain dari menoelis dan membatja itoe, seperti sekolah merenda, bertenoen, masak2an dan lain2nja boeat jang perloe oentoek kami perempoean…”
 
(Sumber: khastara.perpusnas.go.id, surat kabar Sunting Melayu No. 8, pada hari Kamis 13 Februari 1913).
 
Selain itu, Ruhana Kuddus juga menulis tentang berbagai isu sosial, politik, serta peran perempuan dalam masyarakat. Tulisan lainnya yang berjudul "Pelita Kapas" dimuat dalam Sunting Melayu No. 4, pada 27 Juli 1912. Dalam tulisan ini, ia menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dan kemajuan bagi perempuan.
 
“…Pelbagai benih boeah pikiran,
Pertjatoeran politiek jang bertaboeran,
Perempoean laki2 jang berhamboeran,
Peri kemadjoean dan kemoenderoan
 
Ehklas dan toeles segala moeda,
Elok dan boeroek mana jang ada,
Emboerkanlah ilmoe di dalam dada
Endracht maakt madjoe bertooonda,
 
Lalai dan lengah djangan di boeat,
Langsoeng tjetjahkan pena kelawat,
Ladjoekan pikiran seperti kawat
Lamoean kemadjoean lekaslah djawat…”

 
(Sumber: khastara.perpusnas.go.id, surat kabar Sunting Melayu No. 4, pada hari Sabtu 27 Juli 1912).
 
Kiprah dan pemikiran Ruhana Kuddus telah memberikan dampak besar dalam dunia pers dan pendidikan perempuan di Indonesia. Warisannya terus dikenang sebagai inspirasi bagi generasi penerus, khususnya perempuan, untuk terus maju dan berkontribusi bagi bangsa. (Antariska)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan