Gempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter, yang melanda Palu, Sigi dan Donggala, termasuk Parigi Moutong membuat aktivitas belajar mengajar terhenti. Selain karena bangunan sekolah rusak parah, guru dan siswa terpaksa mengungsi ke lokasi yang dianggap aman.
Hampir seluruh bangunan sekolah yang ada di Sigi, khususnya di Kecamatan Biromaru mengalami kerusakan parah. "Gedung-gedung sekolah ambruk dan tidak lagi dapat digunakan," kata Kepala Biro Humas Pemprov Sulawesi Tengah, Abdul Haris Kariming, di Sigi, Kamis, 4 Oktober 2018.
Selain karena bangunan mengalami kerusakan, tanah di lokasi gempa juga terangkat, dan mengalami retak-retak. Kondisi tersebut menyebabkan proses pengembalian aktivitas belajar mengajar ke kondisi normal, membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Baca: 2.736 Sekolah Rusak, Mendikbud Siapkan Kelas Darurat
Menurut Haris, tim dari Kemendikbud Jakarta, saat ini telah berada di Palu. Mereka akan segera melakukan rakor, untuk membahas kelanjutan pendidikan di lokasi terdampak gempa tersebut.
Tim juga telah membentuk posko di kantor LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) setempat. Perwakilan Kemendikbud tersebut nanti akan mengundang seluruh Kepala Dinas (kadis) Pendidikan Provinsi Sulteng, dan Kadis Pendidikan Kota Palu, Sigi, Donggala, serta Parigi Moutong.
"Isi rakor terkait dengan situasi dan kondisi pendidikan di masa tanggap darurat. Rakor juga membahas bantuan, yang akan diberikan kepada guru, dan murid korban bencana,” tutup Haris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News