Guru sedang mengajar di muka kelas. Foto: MI/Gino Hadi
Guru sedang mengajar di muka kelas. Foto: MI/Gino Hadi

Dongkrak Numerasi, Prabowo Minta Abdul Mu'ti Tingkatkan Mutu Guru Matematika

Ilham Pratama Putra • 23 Oktober 2024 21:01
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau disebut quick win. Tiap kementerian pun telah diberi mandat oleh Prabowo dalam mencapai program tersebut.
 
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti menjelaskan jika pihaknya telah merancang Quick Win di bidang pendidikan. Ia diminta Prabowo untuk dapat meningkatkan kualitas guru matematika.
 
"Hasil pertemuan dengan Pak Presiden tentang peningkatan kualitas guru matematika," kata Mu'ti dalam silaturahmi dengan Media di Jakarta, Rabu 23 Oktober 2024.

Upaya peningkatan kualitas guru matematika ini, kata dia, berkaitan dengan peningkatan kemampuan numerasi murid. Di mana dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA), untuk numerasi, skor Indonesia masih rendah.
 
Selain itu di bidang lainnya, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas guru IPA. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kemampuan siswa bidang pendidikan dan teknologi. "Ini diharapkan bisa mendorong kemampuan para murid," tuturnya.
 
Diketahui, skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, di 2022 menurun menjadi 359.
 
Selanjutnya skor matematika di 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 di 2022. Sementara skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 di tahun 2022.
 
Sementara itu, ranking PISA Indonesia untuk membaca pada 2018 ada di posisi 74 dan menjadi ranking 71 di 2022. Untuk ranking matematika naik dari 73 pada 2018 menjadi ranking 70 di 2022.
 
Pada ranking literasi sains, Indonesia menempati ranking 71 pada 2018 dan menempati ranking 67 pada tahun 2022. PISA 2018 diiktui 79 negara, sedangkan PISA 2022 diikuti 81 negara yang terdiri dari 37 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra.
 
Sampel PISA dipilih acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa usia 15 tahun di tiap negara. Di Indonesia, sampel berasal dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah tertinggal.
 
Baca juga:  Menteri Pendidikan Bakal Tambah Guru BK untuk Tekan Angka Perundungan di Sekolah

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan