"Kami patut bersyukur karena menjelang peringatan Dies Natalis ke-46, UNS menerima kado istimewa berupa penambahan dua orang guru besar," kata Rektor Unair Jamal Wiwoho dalam keterangan tertulis, Selasa, 8 Maret 2022.
Jamal menuturkan penambahan guru besar ini membuktikan keseriusan UNS mewujudkan target kinerja memenuhi jumlah guru besar ideal. Hal itu sesuai komitmen awal saat ingin bertransformasi menjadi PTNBH.
Dia menuturkan dalam dunia perguruan tinggi, jabatan akademik dosen merupakan pengakuan, penghargaan, dan kepercayaan atas kompetensi, kinerja, integritas, dan tanggung jawab melaksanakan tugas Tri Dharma. Hal ini mengisyaratkan dosen dituntut menunjukkan dan memiliki kredibilitas dan produktivitas intelektual dalam berkarya.
Apalagi, kata dia, saat sudah menyandang jabatan profesor atau guru besar. Kontribusi ilmu dan kepakaran merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral bagi kemanfaatan masyarakat sekitar dan kemajuan bangsa.
"Sudah saatnya, sejawat guru besar UNS tidak sekadar bangga dan sukses mengoleksi beragam penghargaan dalam bidang akademik saja. Melainkan juga sukses mengimplementasikan setiap ide dan gagasan intelektual yang gayut dengan kebutuhan perubahan zaman," tutur dia.
Jamal menyebut saat ini dunia sedang berada dalam pusaran kehidupan baru. Setiap orang dituntut memiliki kreativitas dan kegigihan melakukan cara-cara baru yang relevan dengan perubahan.
Dia menuturkan sebagai bagian dari masyarakat ilmiah, guru besar dengan kebebasan berpikir tidak berlebihan bila dituntut memiliki kemampuan membuka ruang-ruang kebekuan dan kejenuhan berpikir. Yakni dengan menawarkan berbagai opsi dan solusi yang lebih komprehensif.
"Sehingga mampu menghasilkan keputusan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat," kata Jamal.
Dia senang dan bangga melihat kiprah guru besar UNS dikagumi banyak orang berkat peran aktif di masyarakat. Hal ini menjadi momentum tepat bagi kedua guru besar yang baru saja dikukuhkan untuk menggerakkan seluruh potensi intelektual memberi jawaban atas kebutuhan masyarakat sekarang dan yang akan datang.
"Saya percaya seorang guru besar dengan kapasitas keilmuan dan kebebasan mimbar akademik yang dimiliki menjadi sarana ampuh membangun harapan masa depan bangsa lebih baik," kata Jamal.
Dia mendorong dua guru besar yang baru dikukuhkan menunjukkan tanggung jawab moral dan sosial. Yakni memiliki sikap ilmiah ilmuwan yang mampu bersinergi dan berkolaborasi satu sama lain dalam mewujudkan sumbangsih kepada masyarakat dan pemerintah.
Jamal mengatakan pemerintah saat ini sedang sibuk mencari kawan berbagi bahu untuk menyikapi dan menghadapi tantangan perubahan zaman yang terus menunjukkan intensitas. Dia menyebut permasalahan kompleks yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat tidak dapat lagi diselesaikan dengan pendekatan monodisiplin.
Namun, dibutuhkan pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Kemanfaatan ilmu pengetahuan bisa dirasakan maksimal bila masing-masing disiplin ilmu saling bertemu dan berbagi saling melengkapi.
"Sekali lagi saya atas nama pribadi dan pimpinan universitas mengucapkan selamat dan sukses kepada Prof Nuryani dan Prof Prabang Setyono yang telah meraih kenaikan jabatan fungsional ke guru besar. Semoga kehadiran guru besar baru tersebut akan meningkatkan reputasi akademik UNS, khususnya di bidang riset dan inovasi," kata Jamal.
Baca: Bagaimana Menjadi Seorang Guru Besar? Ini Syarat dan Kontribusinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News