Aksi penggalangan tanda tangan yang berlangsung di Alun-alun Bangil diawali dengan pembentangan kain putih bertuliskan 'Kembalikan SMAN 1 Bangil, Warga Bangil Tolak SMAN 1 Taruna Madani'. Kain putih tersebut menjadi tempat membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan terhadap aksi tersebut.
Tidak butuh waktu lama untuk membuat kain putih tersebut penuh dengan tanda tangan dukungan. Dukungan tidak hanya datang dari alumni tapi juga masyarakat Bangil yang saat itu berada di lokasi.
Salah satu alumnus, Erna.W menjelaskan aksi ini menjadi bukti nyata adanya penolakan terhadap perubahan SMANBA menjadi SMAN 1 Taruna Madani Jawa Timur. Aksi ini disebut jadi simbol penolakan masyarakat tentang rencana perubahan SMANBA menjadi SMAN 1 Taruna Madani.
"Sehingga dengan aksi tersebut diharapkan akan memberitakan kepada masyarakat bahwa perubahan tersebut akan membawa dampak yang merugikan bagi keberadaan SMA Negeri 1 Bangil itu sendiri," terang Erna, Senin, 10 Januari 2022.
Baca: Ini Masalah Imbas Perubahan SMAN 1 Bangil jadi SMAN Taruna Madani
Alumnus SMANBA angkatan 2007 itu menekankan, keberatan ini bukan hanya dari alumni yang pernah sekolah di SMANBA tapi juga masyarakat Bangil.
"Keberatan kami ini berasal dari tidak hanya alumni namun juga masyarakat luas yang turut serta mendukung aksi tersebut. Sehingga dukungan dari segala elemen masyarakat ini diwujudkan dalam bentuk petisi tanda tangan bersama itu," terangnya
Namun, kata dia, aksi tersebut bukan berarti menolak adanya sekolah taruna. Poin penolakan ialah terganggunya eksistensi SMAN 1 Bangil sebagai lembaga pendidikan yang menjadi tujuan orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
"Kami tidak menolak akan adanya taruna Madani, namun jangan mengganggu eksistensi SMANBA yang selama ini sudah ada (mencaplok smanba). Silakan membentuk membangun sekolah Taruna Madani tanpa mengutak-atik SMANBA," terangnya.
Usai melakukan aksi penggalangan tanda tangan, kata dia, kain putih yang panjangnya hampir 25 meter itu dibentangkan di depan gerbang masuk SMANBA. Selain itu, terdapat juga baliho besar yang berisi kalimat-kalimat bernada penolakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News