Dirjen Bimas Kristen Kemenag, Thomas Pentury mengatakan, model pendidikan yang akan dikembangkan adalah khas, berbasis agama dan budaya Papua. Sistem pendidikan bakal dibuat terpadu dari jenjang dasar, menengah, dan tinggi.
"Kalau di Islam model pesantren," kata Thomas dalam Rapat Koordinasi Program Cinta Papua di Kantor Kemenag Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.
Selain secara kurikulum, akan dirumuskan juga bagaimana cara belajar yang pas bagi masyarakat Papua dengan pendekatan budaya.
"Jadi, intinya kita akan mendesain pola pendidikan di Papua untuk orang Papua," ujarnya.
Baca: Wamenag Minta Kemitraan Indonesia-Australia untuk Madrasah Diperluas
Kemenag telah meluncurkan program Kita Cinta Papua. Terdapat tiga program utama di dalamnya. Pertama, bidang kerukunan dan moderasi beragama. Kedua, bidang Agama, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan. Ketiga, pembangunan gedung kantor layanan keagamaan, pembangunan/rehab rumah ibadat, pembanguan satuan pendidikan keagamaan, dan bantuan sarana keagamaan dan pendidikan keagamaan.
Rapat Koordinasi Program Cinta Papua turut dihadiri Dirjen Bimas Katolik Yohanes Bayu Samodro, Staf Khusus Menteri Agama Zul Effendi, Kepala PKUB Nifasri, serta pejabat eselon II di lingkungan Ditjen Bimas Kristen dan Bimas Katolik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News