"Jadi kalau secara pribadi saya lihat Indonesia kecil di kelas. Di sinilah kita memulai peradaban," kata Vudu dalam konferensi video, Kamis, 23 April 2020.
Guru SD Perumnas Cisalak, Tasikmalaya, Jawa Barat, ini mencontohkan, ketika anak-anak masih berkelahi di kelas, boleh jadi seperti itu juga 'watak' sebagian warga negara di masa depan. Begitu pula ketika masih ada perundungan di sekolah, maka tindak tanduk mayoritas masyarakat hingga level pejabat, masih suka melakukan bullying.
Ia menegaskan guru dan orang tua tidak boleh kehilangan momentum dalam mendidik anak ketika usia sekolah. Anak-anak harus cepat dibentuk karakternya menjadi pribadi yang baik.
"Tapi selama anak ini tidak dibiasakan sejak dini diperkuat potensinya, maka dia kehilangan dirinya dan potensinya merubah negeri menjadi baik mungkin juga hilang," ungkap Vudu.
Baca: Pandemi Jadi Momentum Perempuan Menggali Kreativitas
Vudu meminta guru dan orang tua tak mengekang anak, agar potensinya bisa muncul. Pemberian ruang kreativitas adalah hal yang sangat dibutuhkan.
"Kita beri dia ruang, kita bantu dia mencari apa yang dia senang lakukan. Ketika dia punya gagasan, kita bantu mewujudkannya, seaneh apapun itu. Karena gagasan anak merupakan cara pengembangan yang luar biasa," jelas Vudu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News