Yuk, kita kenalan lebih dalam tentang tradisi Tepuk Tepung Tawar dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
Tepuk Tepung Tawar adalah salah satu bentuk upacara adat dari suku Melayu di Kepulauan Riau. Tradisi ini melibatkan ritual yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal dan sering dilakukan dalam berbagai acara penting, seperti pernikahan, khitanan, atau penyambutan tamu kehormatan.
Tepuk Tepung Tawar secara harfiah berarti 'menaburkan tepung tawar'. Ini merupakan simbol dari pemberian restu, perlindungan, dan doa baik kepada seseorang atau kelompok yang tengah menjalani suatu acara penting.
Proses pelaksanaan
Upacara Tepuk Tepung Tawar diawali dengan mempersiapkan berbagai bahan yang diperlukan, seperti beras kuning, beras putih, air mawar, serta daun sirih . Bahan-bahan ini tidak dipilih acak, melainkan memiliki makna filosofis.Beras kuning dan putih, misalnya, melambangkan kesejahteraan dan kesucian. Dalam pelaksanaannya, pemimpin adat atau orang yang dituakan akan memulai dengan menaburkan campuran tepung tawar pada objek atau orang yang menjadi pusat upacara.
Taburan tepung ini disertai dengan doa dan harapan agar segala hal baik senantiasa menyertai mereka. Ritual ini juga dilengkapi dengan alunan pantun atau syair yang biasanya berisi petuah dan nasehat .
Makna simbolis
Bagi masyarakat Melayu, Tepuk Tepung Tawar memiliki makna sangat dalam. Tradisi ini diyakini sebagai cara untuk memohon keselamatan, kelancaran, dan berkah dari Yang Maha Kuasa. Ini juga menjadi bentuk ungkapan rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik .Misalnya, dalam upacara pernikahan, Tepuk Tepung Tawar sebagai simbol pemberian restu kepada kedua mempelai agar kehidupan pernikahan mereka dipenuhi kebahagiaan dan harmoni. Pada acara penyambutan tamu kehormatan, ritual ini menjadi tanda penghormatan dan harapan agar tamu tersebut mendapatkan kesan yang baik dan selamat dalam perjalanannya.
Bagi masyarakat Melayu, tradisi ini tidak hanya sebatas ritual, tetapi juga cara untuk menyambut perubahan dan memberikan penghormatan. Upacara ini juga dilakukan untuk mendoakan keselamatan dan keberhasilan seseorang dalam menghadapi fase-fase baru dalam hidupnya, seperti kelahiran, khitanan, atau saat mendapatkan rezeki.
Tepuk Tepung Tawar adalah contoh nyata tradisi lama bisa beradaptasi dan terus relevan dengan perkembangan zaman. Semoga artikel ini membantu kalian lebih memahami tentang tradisi Tepuk Tepung Tawar.
Baca juga: Meugang di Aceh, Tradisi Masak dan Menikmati Daging yang Lekat Sejak 1607 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News