"Di sini kita lihat terlalu futuristik yang modernnya itu terlalu mengacu pada luar (negeri), sehingga kita kehilangan roh," ujar Cahyono dalam Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi X DPR RI secara virtual, Kamis, 19 November 2020.
Dia melihat peta jalan saat ini menghilangkan jati diri pendidikan nasional. Cahyono menilai peta jalan pendidikan nasional yang tengah dirancang malah membuat dunia pendidikan Indonesia tidak mencirikan jati diri bangsa.
Utamanya, kata Cahyono, peta jalan pendidikan Indonesia tak menempatkan kebudayaan sebagai tonggak utama. Peta jalan Indonesia menghilangkan kekuatan kebudayaan dalam pembelajaran.
"Dalam pendidikan Ki Hadjar (Bapak Pendidikan Nasional) selalu mengembangkan bakatnya, ini menggunakan kesenian, menggunakan kebudayaan, itu malah dihilangkan, tidak muncul di situ (peta jalan pendidikan)," jalas dia.
Baca juga: Lima Catatan Komisi X Terkait Rancangan Peta Pendidikan
Kemendikbud bahkan dinilai telah menghilangkan histori pembangunan pendidikan Indonesia. Sejarah seolah ditinggalkan dalam pembuatan peta jalan pendidikan Indonesia.
"Taman Siswa, Muhammadiyah, Kemudian Nahdlatul Ulama itu tidak dilibatkan dalam program-program, malah disuruh-suruh, jadi kacung malah. Sekarang modernnya kebablasan, padahal pengembangan pendidikan itu berdasarkan bakat, berakar kuat pada budaya itu malah dihilangkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News