Dede kemudian membuka data, dilihat dari yang mengunduh baru sekitar satu juta, bahkan jauh di bawah platform belajar daring milik perusahaan Edutech.
“Subscriber-nya masih 63 ribu dan yang download baru satu juta lebih dikit, dan konten dari Rumah Belajar sajikan yang saya perhatikan masih old style dibandingkan dengan style milenial yang ditawarkan platform lain,” ungkap Dede, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum(RDPU) secara daring di Jakarta, Kamis, 2 April 2020.
Anggota Komisi X DPR, Rano Karno mengungkapkan, bahwa portal Rumah Belajar seharusnya menjadi prioritas utama yang dicari dan digunakan sebagai sumber pembelajaran daring di tengah pandemi virus Korona. Karena sebagai portal milik pemerintah, harusnya Rumah Belajar bisa memiliki akses yang lebih luas hingga ke pelosok.
Baca juga: Portal Belajar Daring Jamin Privasi Data Penggunanya
Untuk itu, kata dia, Rumah Belajar kekinian harus berinovasi, seperti menjalin kerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI. Sehingga pembelajaran digital ini bisa menjangkau wilayah Indonesia lebih luas lagi.
“Kita harus mem-back up Rumah Belajar ini untuk lebih prioritas dari sarana pembelajaran online yang lainnya. Agar bisa menjangkau wilayah Indonesia secara lebih merata. Karena kita tahu, masih ada daerah yang blank spot. Artinya kita harus mendukung Rumah Belajar untuk bisa ada di (siaran) TVRI seperti yang kita harapkan,” jelasnya.
Senada, di situasi darurat seperti ini produk pemerintah harus menjadi pemimpin bagaimana agar akses pembelajaran secara digital bisa dijangkau oleh semua penduduk Indonesia. “Saya setuju dengan Bang Rano, yang harus menjadi leader dalam hal ini adalah platform dari pemerintah, untuk merangkum, fasilitasi teman-teman yang sudah berbuat banyak dalam fasilitas pendidikan dengan basis digital,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News