Dosen FIKom Universitas Tarumanagara (Untar), Riris Loisa mengatakan, komunikasi kebencanaan berfokus pada berbagai komunikasi yang perlu dilakukan para pemangku kepentingan ketika tidak terjadi bencana, sebelum bencana terjadi, di saat bencana terjadi, dan setelah bencana terjadi. Ketika tidak terjadi bencana, warga masyarakat perlu mendapatkan penyadaran, pelatihan dan advokasi mengenai kebencanaan.
Setelah bencana terjadi, komunikasi kebencanaan berfokus pada berbagai upaya utuk mendapatkan bantuan kemanusiaan, baik dari pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, sesama warga masyarakat di luar wilayah bencana, dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan bantuan kemanusiaan. Riris memaparkan, dalam upaya untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan, tidak tertutup kemungkinan komunikasi kebencanaan dilakukan oleh warga masyarakat korban bencana.
Jika selama ini komunikasi bencana banyak dilakukan dengan sudut pandang yang suram, Sesungguhnya upaya untuk mendapat bantuan, juga dapat dilakukan melalui komunikasi kebencanaan dengan pendekatan yang lebih menarik.
Misalnya dengan mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan positif ataupun kegiatan yang menarik perhatian, yang masih dapat dilakukan oleh warga korban bencana di tengah-tengah kesulitan mereka. “Komunikasi dengan pendekatan human interest ini berpotensi untuk menarik perhatian banyak orang yang pada gilirannya memperbesar peluang untuk mendapatkan bantuan,“ ujar Riris.
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kolaborasi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKom) dan Fakultas Hukum (FH) Universitas Tarumanagara (Untar) memberi bantuan untuk korban bencana gempa di desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Insentif Pengabdian Masyarakat terintegrasi dengan MBKM berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama bagi Perguruan Tinggi Swasta 2022.
Tim PKM yang terdiri dari empat orang dosen dan dua orang mahasiswa, yakni Riris Loisa, Ariawan Gunadi, Rasji, Gafar Yoedtadi, Sinta Paramita. Keempatnya memberikan bantuan berupa penyuluhan kepada 40 siswa-siswi SMU/SMK desa Ciherang. Para pelajar itu merupakan korban bencana gempa Cianjur yang saat ini tinggal di pengungsian.
Materi penyuluhan yang diberikan oleh Tim PKM FIKom dan FH Untar terdiri dari dasar hukum tentang kebencanaan dan hak berekspresi, komunikasi kebencanaan, jurnalisme warga dan perancangan konten media sosial yang humanis.
Pengetahuan Hukum
Dosen Fakultas Hukum Untar, Rasji di depan para siswa dan siswi mengatakan, secara hukum, masyarakat korban bencana di Cianjur memiliki hak dan kewajiban terhadap permasalahan bencana alam. Hak masyarakat korban bencana adalah mendapatkan perlindungan dari bahaya bencana, mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari selama penanganan bencana.Selain itu juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan formal maupun informal, keterampilan dalam penanggulangan bencana, serta informasi bagi penangaan dan perlindungan dari bahaya bencana. Selain hak secara hukum, masyarakat korban bencana juga memiliki kewajiban menjaga kehidupan sosial yang harmoni, memelihara keseimbangan, keserasian, dan keselarasan hidup dengan sesamanya.
"Juga berpartisipasi untuk kelestarian lingkungan, melakukan kegiatan penanggulangan bencana, dan memberikan informasi yang benar kepada sesama korban bencana maupun terhadap semua pihak,” papar Rasji.
Ketua RW 10 Desa Ciherang Buldan mewakili warga korban bencana mengungkapkan rasa terima kasih atas berbagai bantuan yang telah diberikan Untar. Terutama dengan pemberian materi hukum dan komunikasi kebencanaan untuk siswa-siswi SMU/SMK desa Ciherang.
“Adanya gempa terus terang membawa hal positif, rekan-rekan di Untar bisa kenal sama saya, bisa tersentuh hatinya, mungkin untuk ke depannya kita bisa bekerja sama untuk perbaikan ekonomi,” ujar Buldan.
Jurnalisme Warga
Selain penyuluhan hukum kebencanaan dan komunikasi kebencanaan, Tim PKM FH dan FIKom Untar memberikan pembekalan kepada para siswa-siswi berupa materi jurnalisme warga oleh dosen Fikom Untar, Moehammad Gafar Yoedtadi dan perancangan konten media sosial yang humanis oleh Dosen Fikom Untar Sinta Paramita.Menurut Gafar, pemberian materi jurnalisme warga kepada para siswa-siswi SMU/SMK desa Ciherang tersebut bertujuan untuk membekali mereka agar memiliki keterampilan jurnalistik. Hadirnya media sosial telah memberi keleluasaan bagi setiap orang untuk memiliki medianya sendiri.
Media sosial membuka kesempatan mereka untuk menjadi produser konten pada platform seperti Instagram dan TikTok. Bagi generasi muda membuat konten kini menjadi kegiatan yang amat digemari.
Namun, minimnya pengetahuan jurnalistik menyebabkan konten yang diproduksi tidak berkualitas dan tidak memberikan manfaat kepada masyarakat. Pengetahuan jurnalistik diharapkan meningkatkan kualitas konten siswa-siswi SMU/SMK di desa Ciherang agar lebih informatif, edukatif dan inspiratif. Mereka diarahkan menjadi seorang jurnalis warga.
“Jurnalisme warga memberikan pemahaman mengenai nilai berita. Diharapkan dengan nilai berita para siswa-siswi di Ciherang dapat memilih peristiwa atau informasi yang layak dijadikan konten di media sosial,” ujar Gafar.
Sinta mengatakan, untuk mengasah potensi positif dalam memanfaatkan media sosial, sangat penting bagi siswa-siswi SMU/SMK desa Ciherang mengetahui konsep dasar dalam membuat konten. Konsep AIDA dalam membuat konten adalah konsep dasar yang harus dimiliki oleh kreator konten.
AIDA terdiri dari attraction, merupakan cara untuk mencari unsur-unsur yang menarik dari materi yang akan diolah menjadi konten, seperti materi gambar yang menarik, foto, video dan audio. Interest merupakan ide yang dapat membuat audiens tertarik untuk melihat atau mengikuti konten yang kita buat, seperti memberikan tagline yang menarik dan unik.
Desire merupakan konsep yang dapat membuat audiens untuk lebih tertarik atau “menanti-nanti konten” yang akan kita buat. Terakhir action merupakan strategi yang digunakan kreator konten agar pesan yang disampaikan kepada audiens memberikan informasi, seperti alamat, kontak pesan, tagar.
Baca juga: Komitmen Untar dalam Penerapan MBKM dan Membangun Reputasi Kampus Dipuji |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News