Tujuannya, mewujudkan lingkungan pendidikan ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, juga untuk mengupayakan terciptanya inovasi program dan pertukaran ide dalam mendukung pendidikan yang SETARA (sustainable, equality, accountable dan responsible).
Ketua Satuan Klasterisasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi Unesa Nadi Suprapto mengatakan program ini merupakan langkah awal untuk menciptakan kampus ramah disabilitas.
“Dimetric ini merupakan aksi nyata dari komitmen Unesa untuk sama-sama mewujudkan aksesibilitas dan kualitas layanan untuk mereka yang disabilitas,” ujar Nadi dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 9 Desember 2022.
Dia menuturkan tercatat 125 perguruan tinggi di dunia menjadi partisipan UNESA-DIMETRIC 2022. Perguruan tinggi itu melalui tahapan registrasi mulai 15 Agustus hingga 2 November 2022. Lalu, masuk dalam tahap penilaian pada periode 7 November 2022.
“Ada 10 indikator yang digunakan dalam penilaian meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, kebijakan khusus inklusi, kelembagaan, kerja sama organisasi disabilitas, sarana-prasarana, akomodasi yang layak, siswa-karyawan, pendidikan dan penelitian-pengabdian masyarakat,” papar Nadi.
Adapun hasil penilaian secara berurut yaitu;
- Open University, UK dengan skor 90,94
- University of Alicante, Spanyol dengan skor 90,28
- Unesa, Surabaya dengan skor 89,56
- Universitas Brawijaya, Malang dengan skor 82,89
- The University of Sydney, Australia dengan skor 81.00
- University of Tsukuba, Jepang dengan skor 79,00
- Universitas Jember, Jember, dengan skor 73,61
- Universitas Multimedia Nusantara dengan skor 71,94
- Universitas Negeri Semarang dengan skor 70,61
- Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya dengan skor 55,44
- Selcuk University, Turki dengan nilai 29,78
- University of Yangon, Myanmar
- UIN Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi dengan nilai 28,78
- The University of Faisalabad, Pakistan, skor 27,94
- UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, perolehan skor 26.06
- Persian Gulf University, Iran dengan skor 24,44
- Arid Agriculture University Rawalpindi, Pakistan, skor 24.00
- Universitas Negeri Manado, skor 21,56
- Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta
- Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya dengan skor 17,67
- Universitas Surabaya, skor 16,28
- Universitas Negeri Gorontalo dengan perolehan skor 14,33.
“Perangkingan ini kalau bisa dibahasakan untuk saling memotivasi dan mendorong munculnya inovasi dalam aspek program maupun layanan disabilitas. Inovasi ini butuh kolaborasi,” ujar Hasan.
Baca juga: Buku AAC: Kemudahan Menyampaikan Rasa Sakit Bagi Disabilitas |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id