Ilustrasi kecanduan gawai. Foto: Pexels
Ilustrasi kecanduan gawai. Foto: Pexels

Bahaya 'Brain Rot', Wamendikdasmen Wanti-Wanti Kecanduan Gawai pada Anak Usia Dini

Citra Larasati • 07 Juni 2025 13:03
Jakarta:  Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menyoroti dampak penggunaan gawai pada anak usia dini. Fajar menekankan pentingnya peran fasilitator PAUD HI sebagai garda terdepan dalam mendampingi layanan pengasuhan, pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan bagi anak usia dini, khususnya di era digital saat ini.
 
Wamendikdasmen menjabarkan dampak penggunaan gawai yang berlebihan pada anak usia dini yakni sebanyak 33,4% anak usia 0–6 tahun telah terbiasa menggunakan gawai. Bahkan 25% di antaranya berada di rentang usia 0–4 tahun.
 
Sementara itu, pada kelompok usia 5–6 tahun, angkanya meningkat hingga 52%. “Kita sedang menghadapi tantangan besar, yakni tsunami digital yang menyerang anak-anak kita sejak usia dini," kata Fajar dalam siaran persnya, Sabtu, 7 Juni 2025.

Pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua maupun guru telah banyak dipengaruhi oleh media sosial dan penggunaan gawai. "Ini berisiko menimbulkan gejala brain rot, yaitu menurunnya stimulasi intelektual, emosional, dan sosial akibat paparan digital yang berlebihan,” jelas Fajar.
 
Lebih lanjut, Fajar menegaskan, pendidikan anak usia dini seharusnya lebih menekankan pada metode belajar konvensional yang mengedepankan interaksi fisik, seperti membaca buku cetak dan bermain secara langsung, guna merangsang kecerdasan anak. Ia juga mengajak para fasilitator untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengasuhan yang seimbang, serta mendorong implementasi PAUD HI yang berkualitas di daerah.
 
“Dengan pendampingan aktif dan konsisten, serta kolaborasi lintas sektor, kita berharap dapat mencetak generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” tutup Fajar.
 
Baca juga:  Praktisi Kesehatan Mental Sebut Masuk Sekolah Jam 6 Pagi Berpotensi Merusak Otak

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Nia Nurhasanah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Direktorat PAUD dalam memperkuat pendampingan fasilitator kepada satuan PAUD. “Kami berharap setelah pelatihan ini, peserta dapat segera menyusun dan mengimplementasikan di daerah masing-masing, yang akan kami monitoring secara berkala,” ujar Nia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan